Menulis karya ilmiah bagi seorang akademisi adalah hal yang wajib dilakukan. Semakin banyak karya ilmiah yang dipublikasikan, maka akan semakin dikenal luas oleh berbagai kalangan masyarakat.

Acuan inilah yang membuat CFLT ( Center for Foreign Language Training) Udinus mengadakan in house training untuk para dosen pada Jumat (21/2). Michelle Tan, M.Sc dari City University of New York, USA didaulat untuk memfokuskan bahasan kali ini tentang cara membuat abstrak yang baik. Karena dengan penulisan abstrak yang tepat, dapat menjelaskan keseluruhan jurnal/artikel ilmiah yang akan ditulis.

Ada 2 jenis abstrak yang dapat digunakan oleh para peneliti yang ingin mempublikasikan jurnalnya.Untuk yang menulis kurang dari 100 kata, tidak menampilkan hasil atau kesimpulan, dan lebih menjelaskan pada tujuan, metode, dan cakupan penelitian, maka abstrak tersebut termasuk dalam tipe deskriptif.

Namun jika ingin menggunakan tipe naratif, sebaiknya jelaskan seluruh argumen dan hasil-hasil yang penting dalam penelitian, disertai data-data komplit dari artikel/buku. Selain itu, seluruh komponen dalam abstrak deskriptif juga dimasukkan dalam abstrak bertipe naratif ini. Meskipun demikian isi dari abstrak naratif ini tidak lebih dari 10% penelitian tersebut.

Michelle Tan, seorang trainer dalam penulisan jurnal-jurnal ilmiah yang sempat mengajar di Australia dan Singapore ini  mengungkapkan bahwa untuk memulainya harus diawali dengan abstrak yang memiliki value. Artinya, abstrak ditulis sesuai dengan kaidah yang berlaku dan menarik bagi reviewer.
” Semakin baik abstrak dibuat, akan banyak kemungkinan jurnal ilmiah Internasional diterima oleh publik dan terindeks oleh web-web publikasi,”ujar Michelle.

Pelatihan dengan mengundang native speaker seperti yang dilakukan CFLT ini memang rutin dilakukan oleh pusat bahasa Udinus tersebut. Karena sejak didirikan pada tahun 2000, CFLT telah melayani berbagai macam kegiatan, termasuk pelaksanaan ujian TOEFL untuk Udinus sendiri maupun untuk umum. “Selain juga melakukan in-company training untuk berbagai perusahaan dengan bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang, CFLT juga menyelenggarakan ujian ITP (Institusional TOEFL Programme),” ujar Setyo Prasiyanto Cahyono, SS, M.Pd selaku Kepala CFLT.

Humas Udinus,Agus Triyono menyampaikan, penyelenggara ujian ITP ini hanya dimiliki oleh 3 pusat bahasa yang ada di Semarang, dan Udinus adalah salah satunya.
” Bagi yang ingin mengikuti ujian TOEFL Internasional, silakan  mengikuti ujian ITP di Udinus, dengan mengikuti proses dan tahapan yang ditelah ditetapkan,”ujar  Agus.