Semakin maraknya kejahatan yang terjadi di sekitar kita, terutama begal, membuat suatu traumatis mendalam bagi para pengendara kendaraan. Sudah banyak korban begal yang hanya dapat pasrah ketika pembegalan menimpa mereka. Tindak kejahatan ini selain harus diwaspadai oleh masing-masing orang, pihak kepolisian juga telah memerangi dengan berbagai langkah. Tapi berbeda dengan sekumpulan anak mahasiswa dari universitas Dian Nuswantoro (Udinus) ini. Mereka adalah Indra Kusuma, Zacky Anwar Fakhri, dan M. Nurul Irfan yang membuat sebuah sistem dengan dinamakan “Tombol Panik.”

“Kami beri nama Tombol Panik karena sistem (yang terdiri dari alat dan aplikasi) ini mengharuskan pengendara memencet tombol dalam keadaan darurat, khususnya tindak kejahatan, yang membuat panik. Selanjutnya sistem akan memberitahukan titik lokasi keadaan bahaya tersebut pada nomor telepon seluler keluarga, atau siapapun yang telah didaftarkan dalam sistem, melalui pesan singkat agar dapat segera diselamatkan,” terang Indra, yang beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai juara 2 kategori Prototype untuk ajang Creativepreneur Fest 2016.

 

Selain mengirimkan pesan singkat yang berisi navigasi dan lokasi korban kejahatan ini, sistem tersebut akan mengeluarkan bunyi darurat, agar orang-orang disekitar juga dapat menolong. Sistem Tombol Panik ini terdiri dari alat utama berupa Raspberry, yang berisi modem dan GPS, dengan dikemas sedemikian rupa sehingga bisa terhubung dengan aki sebagai sumber power-nya. Selanjutnya sistem ini dipasang pada kendaraan dan akan ada tombol di stang motor atau setir mobil yang mudah dijangkau oleh pengendara.

“Membangun sistem Tombol Panik ini memerlukan waktu sekitar 1 bulan, dengan biaya kurang lebih Rp 1 juta. Pembuatannya juga berawal dari tugas untuk mata kuliah Sistem Operasi, yang kemudian kami kembangkan hingga menjadi prototype seperti sekarang ini,” papar Zacky, salah satu dari dua mahasiswa Udinus yang lolos menerima Beswan Djarum di tahun 2016.

 

Kedepannya, akan dikembangkan pula Tombol Panik dalam versi aplikasi, sehingga dapat digunakan hanya dengan 1 gawai telepon seluler. Selain itu mereka juga berharap ada vendor yang mendanai sistem mereka ini, agar dapat di-bundling dengan 1 paket pembelian kendaraan bermotor. “Jika setiap pembelian kendaraan baru sudah dilengkapi sistem kami ini, semakin banyak kejahatan yang dapat segera ditangani, atau bahkan frekuensinya dapat dikurangi,” tambah Zacky.  (*humas)

 

 

 

 

TOMBOL PANIK : Mahasiswa Udinus diantaranya Indra Kusuma (tengah),  Zacky Anwar Fakhri (kanan), dan M. Nurul Irfan (kiri) menunjukan prototype sistem “Tombol Panik” yang diharapkan dapat mengurangi angka kejahatan.  Foto : Nining Sekar