Saat ini perkembangan industri kreatif di Indonesia tengah naik daun, hal tersebut berbanding lurus dengan meningkatnya institusi pendidikan yang mulai menyiapkan lulusan kompeten dalam bidang industri kreatif. Sebagai bentuk apresiasi sekaligus melengkapi tugas pra syarat ujian akhir semester, Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) menggelar pemutaran film dokumenter karya mahasiswa Rabu (18/01) lalu.

Sebanyak 16 film dokumenter karya mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 3 diputar di galeri DKV gedung H lantai 1. Ke-16 film tersebut adalah Kopi Itu Digiling Bukan Digunting, Pesantren Ar-Rodiyah, Kekuranganku Kekuatanku, A Documentary Life Of Children Sheet, Museumku Perjuanganku, Lebur,  Aku Masih Ada, Sekolahku Bukan Sekolah, Kota Lama, Ada Apa Dengan Lawang Sewu, Pesonamu MAJT, Marabunta, Negeri Kecil, dan Gedung Batu Laksamana Cheng Ho. Siswo Pranoto S.Sn pengampu mata kuliah Audio Video menugaskan mahasiswanya membuat film dokumenter dengan durasi minimal 8 menit dengan tema yang dibebaskan. “Dokumenter ini saya tugaskan untuk mahasiswa pertengahan semester gasal ini, awal semester saya tugaskan mereka membuat video klip dari lagu yang sudah ada.”

Siswo menerangkan aspek penilaian terletak pada teknis pembuatan, konten video, keunikan dan orisinalitas film tersebut. “Komposisi backsound dan komposisi wawancara pun harus pas,” tukasnya. Ke-16 film tersebut dikerjakan secara tim dengan maksimal jumlah anggota setiap timnya 6 orang.

Salah satu film berjudul Schouwburg di Little Netherland karya dari tim Wulan Herdiningsih menceritakan gedung Marabunta yang dulu difungsikan sebagai gedung pertunjukan tonil atau Schouwburg dan kafetaria. “Tujuan kami mengangkat tentang Marabunta adalah untuk mengklarifikasi bahwa sebenarnya pabrik gula Marabunta dulu terletak di Jalan Arteri Yos Sudarso, dan yang sekarang menjadi MGM Cafe di kota lama atau dikenal dengan gedung Marabunta dulunya gedung pertunjukan (Schouwburg) Margaretha milik PT. Marabunta,” jelas Wulan. Proses pembuatannya pun tidak memerlukan waktu lama, Wulan hanya menghabiskan 2 minggu untuk riset dan 1 minggu untuk pengambilan gambar sekaligus editing. (*humas)

 

 

 

PRESENTASI : Salah satu kelompok yang mempresentasikan karya dokumenter mereka  usai diputar dan disaksikan oleh mahasiswa Ilkom Udinus, beberapa waktu yang lalu. Pembuatan film dokumenter ini merupakan pra syarat ujian akhir semester. Foto : Meyta Adelianah.