Sebanyak kurang lebih 130 orang guru-guru sekolah negeri se-Kota Semarang baik dari tingkat SD, SMP, maupun SMA, hari ini (12/10) berkumpul dan memadaTi aula Gedung H lantai 7 Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Kedatangan mereka untuk mengikuti workshop computational thinking yang diselenggarakan hasil kerja bareng Pemerintah Kota Semarang, Udinus dan Undip.
 
 
 
Udinus sendiri melalui Fakultas Ilmu Komputer (FIK) memulai bentuk pengabdian masyarakat ini, dengan menggerakan computational thinking ke semua siswa sekolah mulai SD hingga SMA. “Kami menggandeng BEBRAS. Suatu organisasi internasional yang berkomitmen untuk menggerakkan computational thinking,” tutur Affandy, PhD, salah seorang dosen di FIK Udinus yang menjadi relawan Bebras.
 
 
 
Berpikir komputasional (computational thinking) merupakan metode penyelesaian persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). “Metode ini akan sangat berguna untuk para guru-guru dari SD hingga SMA. Sehingga siswa tidak hanya diajak belajar komputer saja, namun juga memecahkan masalah menggunakan computer,” tambah Affandy.
 
Di Udinus, selain Affandy, terdapat juga beberapa dosen FIK yang menjadi penggerak computational thinking ini. Diantaranya Ayu Pertiwi, S.Kom, MT dan Nisa’ul Hafidhoh, MT. Dosen-dosen Udinus ini menjadi relawan-relawan Bebras yang melakukan pendampingan pada para guru, memberikan kontribusi pembuatan soal, mengupdate info, hingga mengadakan kompetisi berupa lomba Bebras secara online.
 
 
 
Mengambil tema “Mengenalkan Computational Thinking Sejak Dini Adalah Modal Utama Penguasaan Informatika Untuk Membangun Indonesia” ini, para guru selain mendapat materi juga diberikan pelatihan secara online agar nantinya dapat dipraktekkan saat mengajar. Sebagai narasumber pelatihan tersebut sekaligus National Board Organanization (NBO) Bebras Indonesia, Dr Inggriani Liem, seorang pengajar senior di Informatika Institut Teknik Bandung (ITB). (*Humas/ning)