Sebelum melakukan prosesi pemindahan tali toga, Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) mengambil sumpah ke-128 lulusannya di Ballroom Petra I hotel Noormans Semarang. Pelantikan tenaga kesehatan, sumpah janji profesi dan pelepasan wisudawan ini dibarengi dengan penandatangan Memory of Understanding (MoU) antara Fakultas Kesehatan Udinus dengan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM).
 
 
 
Ke 128 calon wisudawan terdiri dari 75 lulusan DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) dan 53 lulusan dari program studi S1 Kesehatan Masyarakat. Pelantikan dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Taufiqurrahman SKM., M.Kes selaku kepala bidang sumber daya kesehatan pada Senin (04/12) kemarin.
 
 
 
Pengambilan sumpah janji profesi untuk program studi DIII RMIK dilakukan langsung oleh ketua dewan perwakilan daerah Jawa Tengah Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Pormiki) Sugiarto SKM, sedangkan program studi S1 Kesehatan Masyarakat sumpah janji profesi di pimpin oleh Dekan Fakultas Kesehatan Dr.Guruh Fajar Shidik S.Kom.,M.Cs.
 
 
 
Dalam pelepasan wisudawan ini, Udinus teken kontrak kerjasama dengan Sekolah Vokasi UGM yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas Kesehatan Udinus dan Dekan Sekolah Vokasi UGM Wikan Sakarinto,S.T.,M.Sc.,P.hD. Kerjasama tersebut meliputi ruang lingkup pengembangan kurikulum pendidikan RMIK, SDM, dan program pendidikan bersama tingkat diploma seperti credit transfer system (CTS) ataupun pertukaran pelajar. Guruh mengatakan tujuan MoU ini adalah untuk mengembangkan Fakultas Kesehatan Udinus kedepan. “Kebutuhan kompetensi lulusan yang terus berubah dengan cepat harus disikapi dengan sigap supaya Fkes Udinus terus update,” tutur Dekan Fakultas Kesehatan Udinus.
 
 
 
Dalam orasi ilmiah dihadapan calon wisudawan,, Wikan menyampaikan kengerian dalam era disruptif seperti sekarang ini. Indonesia akan tergerus dan menjadi tamu dirumah sendiri jika pemudanya leha dalam menghadapi era disruptif ini. “Kompetisi tidak hanya sebatas Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi saja, tetapi juga kognitif atau softskill,” ujar Wikan kemarin. Sistem pendidikan vokasi akan menghasilkan lulusan yang kompeten. Lulusan kompeten inilah yang akan membuat Indonesia maju.
 
 
 
Selain menandatangani kerjasama dengan Sekolah Vokasi UGM, Fakultas Kesehatan juga menandatangani perjanjian kerjasama dengan Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS Kota Semarang serta perjanjian kerjasama dengan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia Provinsi Jawa Tengah. (*Humas/mey)