Membangun karakter mahasiswa yang cerdas, berkarakter dan berintegritas terus digalakkan oleh seluruh universitas di Indonesia, tak terkecuali Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Sebagai universitas terkemuka di  Semarang, Udinus kembali meningkatkan karakter mahasiswa melalui Seminar Character Building. Dalam acara tersebut Udinus menggandeng Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah VI Jawa Tengah.
 
 
 
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Dian Nuswantoro, Dr. Kusni Ingsih, MM mengatakan jika penguatan karakter mahasiswa harus terus digalakkan sejak dini karena nilai-nilai baik pada kondisi saat ini nampaknya cenderung semakin luntur. Seminar character building akan menghasilkan mahasiswa akan lebih mengenal semua kekuatan diri sendiri secara positif, dari keahlian, kemampuan dan kebisaan, dan mengembangkan diri dengan pikiran, perkataan dan perasaan positif serta mengoptimalkan semua potensi dan bakat terpendam di dalam diri.
 
“Kami turut andil dalam pembangunan karakter mahasiswa, dengan terus menanamkan persatuan dan kesatuan, percaya diri, tanggung jawab dan terutama kejujuran. Target kami kedepan mahasiswa mampu menghasilkan prestasi yang membanggakan bagi Udinus,” ujarnya pada Rabu (7/3/2018)
 
 
 
Kegiatan yang diselenggarakan di Ruang Serbaguna yang berada Gedung D Udinus, diikuti oleh sekitar 79 mahasiswa yang berasal dari penerima bidikmisi dari mahasiswa angkatan tahun 2014 hingga 2017. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tahunan dari bidang kemahasiswaan.
 
 
 
Mahasiswa bidikmisi merupakan mahasiswa yang telah menerima bantuan pendidikan dari  pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti). Walaupun demikian, syarat prestasi pada bidikmisi ditujukan untuk menjamin bahwa, penerima bidikmisi terseleksi dari yang benar mempunyai potensi dan kemauan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.
 
 
 
Ia menambahkan jika pihaknya terus mengawasi mahasiswa penerima bidikmisi dengan memberikan minimum Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)  yakni 3,0 dan harus memiliki prestasi. Pemberian minimum IPK merupakan syarat utama agar mendapatkan beasiswa tersebut.
 
“Kami akan melakukan pembinaan bagi mahasiswa bidikmisi yang  tidak memenuhi target IPK. Kami ingin mahasiswa kami terus berprestasi dan memiliki keunggulan dari segi karakter yang berbudaya dan memiliki aklak yang baik,” tambahnya.
 
 
 
Sementara itu, Direktur Kemahasiswaan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah VI Jawa Tengah, Sumarno, SE.,M.SI berharap agar mahasiswa bidikmisi tidak hanya mengikuti perkuliahan secara rutin saja, namun juga mengikuti kegiatan yang dapat mengasah softskill yang nantinya akan berguna di dunia kerja.
 
“Kopertis Wilayah VI ingin para mahasiswa bidikmisi juga mengikuti kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dapat belajar mengenai manajerial dan leadership. Karena dengan mengikuti kegiatan UKM mereka akan belajar bagiamana membagi waktu dan mempimpin sebuah organisasi, supaya dapat menghadirkan lulusan yang membanggakan Indonesia di kancah dunia,” pungkasnya. (*Humas/alx)