Greet Castermas dan Sarah Gerard, Perwakilan dari perusahaan Colruyt Group penasaran dengan E-Gamelan milik Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang dan takjub dengan permainan Gamelan dari para dosen yang akan bermain di UNESCO. Rasa takjub dan penasaran ditunjukkan saat melakukan kunjungan ke Udinus dalam rangka pemberian beasiswa kepada 30 mahasiswa dari berbagai jurusan yang dikenal dengan sebutan kampus biru. 
 
 
 
Dalam kunjungan tersebut Greet Castermas dan Sarah Gerard sempat mencoba memainkan Gamelan dengan mengikuti arahan dari para dosen yang nantinya akan tampil di Paris, Prancis pada beberapa hari kedepan. 
 
 
 
Greet Castermas mengatakan bahwa dirinya bangga dengan kesenian asli Indonesia dan ingin agar kesenian Indonesia tetap dilestarikan dan dijaga agar tidak hilang tergerus akan perubahan jaman. Menurutnya bermain gamelan memiliki kesulitan tersendiri untuk dimainkan. 
 
 
 
“Wah saya senang sekali bisa mencoba Gamelan dan langsung bisa memainkan satu lagu walau masih mengikuti arahan dari para dosen Udinus. Ini pertama kalinya saya memegang Gamelan,” ujarnya pada Jumat (22/6/2018). 
 
 
 
Ia berpendapat bahwa inovasi dari Udinus yakni E-Gamelan merupakan inovasi sangat unik dan menjadi terobosan yang patut untuk dicoba dan dipelajari oleh generasi muda. Menurutnya bantuan beasiswa kepada generasi muda di Indonesia menjadi rasa terima kasih perusahaan kepada negara Indonesia berkat karya-karyanya. 
 
 
 
“Nanti saya akan kenalkan E-Gamelan kepada anak saya yang ada di Belgia patut untuk dicoba aplikasi ini. Kami nanti juga akan mengenalkan E-Gamelan kepada anak muda di Belgia,” imbuhnya saat diwawancarai seusai memainkan Gamelan di gedung H lantai 1 Udinus. 
 
 
 
Rektor Universitas Dian Nuswantoro, Prof.Dr. Edi Noersasongko, M.Kom menuturkan rasa terharunya dengan kedatangan dan bantuan beasiswa dari Colruyt Group. Ungkapnya bahwa E-Gamelan Udinus juga berencana tampil di negara Belgia.   “Rencananya perwakilan dari perusahaan Colruyt Group akan menyaksikan penampilan kami di UNESCO, untuk penampilan di Belgia kami akan rembuk disana dengan mereka,” ungkapnya. 
 
 
 
Kerjasama antara Colruyt Group, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) dan Udinus telah berjalan lebih dari 15 tahun. Bantuan beasiswa tersebut tak hanya di Indonesia saja, melainkan di berbagai negara di dunia dua diataranya di Afrika dan Belgia. 
 
 
 
Sementara itu, Kahumas Udinus, Agus Triyono, S.Sos, MSi menegaskan Udinus akan terus berupaya menjadi pelopor dalam melestarikan kebudayaan asli Indonesia dan generasi muda kembali melirik kesenian asli bangsa ini. “Membuat inovasi-inovasi akan terus dilakukan Udinus kedepan dan konsen terhadap pelestarian kesenian Indonesia,” tutupnya. (*Humas Udinus/lex/AT. Foto : Alex Devanda)