Kenalkan budaya Jepang kepada siswa Sekolah Menengah Atas/Kejuaruan dan sederajat, Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang (Hikari) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) menggelar lomba bernuansa Jepang. Tak tanggung-tanggung Hikari Udinus menggelar empat  lomba sekaligus yakni lomba cerdas cermat (LCC), poster, shodou dan story telling.

 

Keempat lomba tersebut diadakan di gedung G lantai 3 Udinus dan diikuti sekitar  90 peserta dari berbagai SMA/SMK/sederajat. Berbeda dari Dinusfest tahun lalu, FIB menambahkan 1 kategori lomba baru yakni Hikari Poster. Lomba-lomba bernuansa Jepang ini masuk dalam satu rangkaian kegiatan bernama Dinusfest 2019. Setiap lomba memiliki regulasi yang berbeda-beda namun memiliki satu kesamaan yakni harus menggunakan bahasa Jepang. Lomba cerdas cermat, poster, shodou dan story telling diadakan secara serentak kemarin (23/1/ 2019).

 

Ketua Panitia LCC, poster, shodou dan story telling, Rona Yuliana berpendapat bahwa lomba tahun ini terdapat banyak peningkatan dari tahun sebelumnya. Peningkatan peserta menjadi keberhasilan utama. Acara ini bisa dijadikan sebagai penyalur bakat siswa SMA/SMK/sederajat  tentang  dunia Jepang. Bukan hanya bahasa tapi juga kebudayaan, dan kelancaran dalam berbahasa Jepang itu sendiri. “Tanggapan khusus dari para peserta  sangat antusias, peserta sangat aktif bertanya sebelum lomba dimulai. Harapan kami acara bisa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala,” ujar Rona Yuliana.

 

Ia mengungkapkan, pada Dinusfest 2019 peningkatan peserta terlihat di ke-empat lomba yang masuk dalam rangkaian Hikari Championship. “Setiap lomba memiliki regulasi yang berbeda-beda namun memiliki satu kesamaan yakni harus menggunakan bahasa maupun pakaian ala Jepang. Seperti lomba Hikari-LCC sendiri melalui 2 tahap seleksi,” tutur Rona.

 

Dua jenis seleksi yakni seleksi pertama ketepatan menjawab soal  dan di final terdapat  kecepatan menjawab dari para peserta dengan menggunakan lonceng yang telah disediakan panitia. Sementara untuk lomba Story Telling beberapa aspek yang dinilai yakni ekspresi, kelancaran menghafal teks, dan penghayatan yang digunakan oleh peserta.

 

Satu diantara peserta Hikari Championship pada lomba LCC dari SMA 15 semarang, Chintya  Adiza merasa kurang maksimal dalam mengikuti perlombaan. Hal ini dirasakannya karena masih banyak kekurangan sumber materi yang didapatkannya. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat Adiza bersama tim, karena setidaknya tahun ini mereka dapat mencari pengalaman. Rencananyapun tahun depan ia bersama tim akan kembali ikut berpartisipasi Hikari Championship yang masuk dalam rangkaian Dinusfest 2019. “Persiapan kami dalam lomba ini, hanya persiapan baca materi lewat internet. Terutama materi sejarah Jepang, kebudayaa, dan tata bahasa.  Bentuk  penyajian soal sendiri  dengan huruf hiragana, namun kami berjuang semaksimal mungkin. Rencananya tahun depan akan ikut lagi jika Dinusfest diadakan kembali,” ungkap Adiza.

 

Sementara itu, Agus Triyono, S.Sos, Msi menegaskan bahwa ajang perlombaan disesuaikan dengan program studi maka akan ada manfaat lebih yang didapat peserta. Selain itu Udinus juga bisa memperkenalkan berbagai prodi yang ada. “Dinusfest ini akan mengembangkan passion lebih jauh, dan para siswa SMA/SMK/sederajat bisa berkreasi maksimal. Memudahkan Udinus untuk mencari bibit baru yang unggul dan berprestasi," tandasnya. (*Humas Udinus/mirna-mada WDN/AT/ Foto : Warta Dinus)