Pameran tugas akhir oleh mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) selalu diadakan tiap akhir semester bersama dengan pelaksanaan sidang Tugas Akhir. Pameran tugas akhir DKV ‘Terungku’ yang berlokasi di gallery gedung H lantai 1 tersebut menggambarkan perjuangan nyata mahasiswa DKV selama berkuliah di Udinus, yang diadakan pada 4-5 November 2019.

 

Pengambilan nama ‘Terungku’ berdasarkan voting dari beberapa peserta yang mengikuti pameran tersebut. Makna dari tema tersebut merupakan ungkapan para mahasiswa yang sudah berjuang sampai akhir di masa perkuliahan. “Pameran tugas akhir DKV menampilkan secara nyata kalau usaha kami itu ada dan membuatnya dengan perjuangan serta usaha yang maksimal. Melalui pameran tugas akhir DKV ini, para mahasiswa telah terbebas dan siap melanjutkan perjuangan ke jenjang berikutnya,” ungkap Diqiah Fathurrahman Hasri selaku Ketua Pelaksana Pameran.

 

Dari 27 peserta yang mengikuti pameran, terdapat sekitar 35 karya yang ditampilkan. Karya yang ditampilkan antara lain, aplikasi edukasi, gameboard, desain pemasaran, dan masih banyak lagi. Pameran yang berlangsung selama dua hari tersebut diikuti oleh mahasiswa DKV Udinus dari angkatan 2013 sampai 2017. Karya tersebut nantinya akan menjadi motivasi dan juga contoh nyata bagi mahasiswa baru DKV.

 

Salah satu aplikasi edukasi di pameran tersebut yaitu, ‘Balada Hoax’ karya Aditya Priyudha. Pembuatan Games tersebut diawali dari rasa resah tentang berita hoax yang ada di media sosial. Games berbasis visual novel tersebut menekankan alur cerita tentang menanggulangi berita hoax yang beredar. “Aplikasi ini saya selesaikan dalam waktu satu bulan dan dibantu oleh dua teman saya. Di games ini, pemain akan memilih karakter dan juga memberi nama sesuai keinginan jadi mereka bisa merasakan berada di dalam permainan tersebut. Saya juga sangat puas bisa menyelesaikan tugas akhir,” ujar Aditya.

 

Sementara itu, ada juga aplikasi karya Ahmad Syaiful Anwar dengan judul karya ‘SiEmang’. Tujuan dari aplikasi tersebut untuk mengedukasi masyarakat umum tentang sejarah kawasan kota lama, khususnya usia 7-9 tahun. “Kota lama rencananya pada tahun 2020 akan masuk daftar Unesco, sedangkan Informasi dari sejarah kota lama itu masih sangat kurang. Jadi saya bersama satu teman memiliki konsep untuk membuat Games yang mengedukasikan hal tersebut,” ungkap Ahmad. (*Humas Udinus/Haris. Foto : Haris Rizky)