Berkat kecintaannya terhadap dunia ekonomi, dosen asal Universitas Dian Nuswantoro Semarang (Udinus) ini mampu raih gelar tertinggi di dunia pendidikan. Amron merupakan profesor dalam bidang Ilmu Ekonomi Pemasaran dan Manajemen yang dimiliki oleh kampus berjuluk kampus biru tersebut. Ia menjadi profesor ke 77 yang ada di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah 6 Jawa Tengah, Indonesia.

 

Profesor kelahiran Kudus, 06 Januari 1971, memang telah mencintai dunia ekonomi sejak masih belia. Berbekal ilmu berjualan di toko bersama kedua orangtuanya, ia terus mengasah kemampuannya di dunia ekonomi khususnya pemasaran. Pada tahun 1990 silam, ia tak bosan untuk terus terjun dunia pemasaran dan bekerja di perusahaan asuransi terkemuka khususnya di bidang asuransi proyek pada tahun tersebut. Hingga pada tahun 1992, ia mulai memasuki dunia pendidikan antara lain mengajar pada lembaga pendidikan dan kemudian mengajar pada perguruan tinggi di beberapa kota. Dilanjutkan pada tahun 2013, ia mulai bergabung dengan Udinus dan menjadi bagian keluarga besar sivitas akademika Udinus sejak saat itu.

 

Selama kurun waktu 6 tahun sejak bergabung di Udinus, ia terus mengasah kemampuannya hingga meraih gelar profesor. Jatuh bangun ia rasakan untuk meraih gelar tersebut. Dalam meraih gelar profesor, ia tetap berpedoman dan melakukan Tri Dharma perguruan tinggi dengan benar. Melakukan Tri Dharma perguruan tinggi yakni Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan benar hingga mengantarkannya ke jenjang profesor. Ia mengungkapkan berkat ketekunan dan sikap pantang menyerah, Amron berhasil memberikan kado akhir tahun bagi Udinus di penghujung tahun 2019.

“Berkat doa orangtua, saya berhasil mencapai hingga tingkat tertinggi. Memang sulit untuk meraih itu, namun kerja keras tetap saya pegang dan tentunya tak lupa untuk terus berdoa agar tetap dimudahkan. Ini juga menjadi kado akhir tahun yang saya persembahkan bagi Udinus,” ujarnya saat memberikan keterangannya mengenai gelar profesor yang ia raih pada November lalu.

Dalam dunia Pendidikan, jabatan profesor dapat dicapai setelah dosen melalui tahap pencapaian angka kredit yang sudah ditentukan sesuai nilai kum serta diperoleh secara berjenjang. Angka tersebut didapatkan mulai dari jabatan fungsional akadamik Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala dan Profesor/Guru Besar.

Tak hanya itu saja,  untuk mencapai gelar tersebut, wajib melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi, dimana satu diantaranya adalah bidang penelitian dan membuat publikasi, terutama publikasi internasional bereputasi dan berdampak dari hasil-hasil penelitiannya.

 

‘Dunia pemasaran merupakan ujung tombak bagi seluruh perusahaan’

Dalam kiprahnya lebih dari 20 tahun mendalami dunia ekonomi, ia telah menulis berbagai buku mengenai pandangannya terkait dunia ekonomi khususnya dunia pemasaran. Menurutnya, dunia pemasaran menjadi ilmu yang abadi dan tentunya tak lekang oleh zaman. Pemasaran juga menjadi ujung tombak bagi seluruh perusahaan di berbagai sektor tak terkecuali dunia pendidikan. Tanpa adanya pemasaran yang baik, maka perusahaan takkan mampu meningkatkan kualitasnya dan tidak mampu meraup keuntungan dari penjualan.  “Bahkan perusahaan bisa terus merugi jika pemasaran di perusahaan buruk. Maka dari itu pemasaran menjadi hal terpenting di dalam perusahaan,” tegas Amron saat berbicara mengenai ekonomi.

 

Ia pun berharap agar para mahasiswa maupun generasi muda tak takut untuk mendalami dunia ekonomi. Dari mendalami dunia ekonomi, generasi muda dapat menemukan berbagai pelajaran dan tentunya dapat menganalisa perilaku konsumen dan masyarakat. Selain itu, juga dapat memprediksi pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perilaku konsumsi dan menabung pada konsumen dan masyarakat tersebut.

“Nantinya dengan mendalami ilmu ekonomi daphumat membuat analisis serta langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu profit atau keuntungan dan juga keberlanjutan usaha atau sustainability. Hal itu menjadi kepuasan sendiri jika telah berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan,” tutupnya. (*Humas Udinus/Alex. Foto : Humas Udinus)