“Perpustakaan merupakan jantung dari perguruan tinggi serta ilmu pengetahuan, karenanya di masa pandemi ini perpustakaan harus terus mampu beradaptasi di era sekarang dan masa depan,” tegas  Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si, dalam sambutannya di webinar gelaran UPT Perpustakaan Udinus pada Kamis (25/6/2020).

 

Perpustakaan pun diharuskan untuk  tetap bertahan meski terjadi pandemi seperti ini. Bertahan dengan memanfaatkan teknologi untuk beradaptasi dan tetap bertahan. “Jadi perpustakaan tidak tenggelam karena semua sudah serba digital dan tentunya harus mampu untuk memanfaatkan teknologi,” harapnya.

 

Menurutnya perpustakaan di era digital ini harus berkolaborasi dengan perkembangan teknologi dan berfikir kreatif. Berkolaborasi dengan membuat perpustakaan online atau hal lainnya yang dapat menarik minat generasi muda. Walaupun teknologi semakin berkembang dan mencari informasi semakin mudah, namun perpustakaan tetap sebagai jantung ilmu pengetahuan dan perguruan tinggi di Indonesia. "Perkembangan teknologi akan membuat menyebarnya informasi secara cepat. Tetapi informasi hoax yang meresahkan juga akan semakin meningkat. Perpustakaan dapat menjadi solusi terhadap keakuratan data terkait ilmu pengetahuan," imbuh Prof Supriadi.

 

Webinar yang mengusung tema “Pandemic? Library is Still Alive!” diikuti oleh kurang lebih 480 pustakawan dan masyarakat umum. Kegiatan yang dilaksanakan dengan plarform zoom dan live streaming youtube menampilkan narasumber yang sudah ahli di bidang perpustakaan. Antara lain, Ida Fajar Priyanto, Ph.D selaku dosen Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Amirul Ulum, M. IP selaku Ketua Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Timur dan juga Dra. Yuniwati Yuventia, S.Sos., M.Si yang merupakan Pustakawan di Universitas Diponegoro Semarang. Dalam webinar kali ini sebagai moderator yaitu Patricia Ikaria Ratnasari, S Hum selaku pustakawan Udinus.

 

Sementara itu dalam paparannya, Ida Fajar Priyanto, Ph.D memberikan gambaran bagaimana masa depan perpustakaan di masa pandemi ini. Agar perpustakaan kembali normal perlu adanya proses penyesuaian yang dirancang dengan matang oleh para pustakawan. Penyesuaian tersebut nantinya perlu disosialisasikan dengan sekreatif mungkin sehingga menarik perhatian pemustaka. “Perpustakaan tidak boleh sampai mati dan memang perlu adanya tahapan dan proses yang harus tertata, seperti budaya baru dengan mengurangi aktivitas yang melakukan sentuhan, seperti memanfaatkan teknologi sensor suara untuk mencari buku yang diinginkan pada komputer,” jelasnya.

 

Dalam webinar tersebut terdapat juga penggalangan donasi yang dilakukan UPT Perpustakaan Udinus. Nantinya donasi tersebut akan diberikan kepada pustakawan atau perpustakaan di daerah Jawa Tengah yang membutuhkan karena terkena dampak pandemi. Donasi tersebut masih akan terus dibuka hingga 10 Juli 2020 dan dapat dikirimkan melalui rekening yang sudah disediakan di Instagram @dinuslib. (*Humas Udinus/Haris. Foto : Haris Rizky)