TINGKATKAN KESADARAN NASIONALISME DAN TANGKAL RADIKAL DI KALANGAN MAHASISWA, UDINUS GELAR WEBINAR BELA NEGARA DAN TANGKAL RADIKALISME

[Sassy_Social_Share]

TINGKATKAN KESADARAN NASIONALISME DAN TANGKAL RADIKAL DI KALANGAN MAHASISWA, UDINUS GELAR WEBINAR BELA NEGARA DAN TANGKAL RADIKALISME

[Sassy_Social_Share]

Tingkatkan rasa nasionalisme dan tangkal paham radikal di lingkungan kampus, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang selenggarakan webinar nasional mengenai bela negara.  Kegiatan tersebut juga sebagai kegiatan menyambut hari bela negara yang jatuh pada 19 Desember lalu.

Kegiatan tersebut diadakan secara online melalui youtube TVKU dan diikuti oleh para aktivis dan mahasiswa maupun dosen Udinus. Diisi oleh tiga narasumber yakni Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan Udinus, Dr Kusni Ingsih, MM , Komando Distrik Militer 0733/BS Semarang, Mayor Infantri Dadang Sofian dan Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda Jawa Tengah, Kompol Doni Prakoso Widiatmoko, S.IK.

Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan Udinus, Dr Kusni Ingsih, MM menjelaskan kegiatan yang diadakan oleh Udinus sebagai langkah untuk mencegah berkembangnya paham radikal di lingkungan kampus. Tak hanya itu saja, rasa nasionalisme mahasiswa juga terus ditingkatkan oleh Udinus. Menurutnya dalam era sekarang bela negara tak harus berperang, namun sesuatu yang bermanfaat dan memajukan bangsa. “Para aktivis mahasiswa dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat dan tentunya mampu menjadi problemsolver di organisasi yang ia ikuti di kampus. Aktivis mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu memberikan contoh baik kepada mahasiswa lainnya,” jelas dia.

Paham radikalisme memang rentan masuk ke dalam sebuah perguruan tinggi. Namun Udinus mencoba untuk menciptakan kondisi kegiatan yang saling toleransi dan menghargai satu dengan lainnya. Menurut Kusni, hal itu menjadi kunci agar paham radikalisme tidak tumbuh di perguruan tinggi . “Menjaga toleransi antar umat beragama merupakan bagian dari bela negara, Udinus juga mengajarkan toleransi itu,” imbuh Kusni.

Sementara itu, Komando Distrik Militer 0733/BS Semarang, Mayor Infantri Dadang Sofian menjelaskan negara layaknya makhluk hidup, jika tak berkembang sama saja menjadi negara yang mati. Agar tetap hidup negara harus dibela dari segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan satu diantaranya radikalisme. Mengenai radikalisme, banyak jenis radikalisme yang berkembang di dunia tak terkecuali Indonesia.

Perkembangan radikalisme khususnya radikalisme yang membawa agama memiliki berbagai ciri khusus satu diantaranya seperti berburuk sangka dengan orang lain dan menganggap orang lain buruk.

 “Menangkal pengaruh radikalisme dengan cara kritis walaupun konteks mengenai agama agar tidak mudah tersugesti. Tentunya berdialog dengan orang lain bila mendapatkan materi radikalisme yang tidak dimengerti, agar nantinya tidak salah mengerti,” tutupnya. (Humas Udinus/Alex. Foto: Alex)