Club Public Relation (PR) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) selenggarakan webinar series terkait peran public relation dalam membangun relasi dengan media. Dalam webinar tersebut PR dihimbau menjalin relasi yang baik dengan media untuk membantu menjaga citra yang positif dimata publik.

Selain itu, peran media dapat sangat membantu perusahaan atau organisasi ketika dilanda krisis reputasi.  “untuk itu sebagai seorang PR kita harus memiliki personal touch dengan media karena krisis dapat terjadi kapan saja. Jadi saya melihat, penting sekali PR di organisasi, lembaga maupun perusahaan membangun hubungan baik dengan media,”  ungkap Pranata Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI, Leidena Sekar Negari.

Seperti yang diketahui pada beberapa waktu lalu, Undang-Undang (UU) Cipta Kerja menimbulkan kontroversi karena dianggap tidak membuka ruang partisipasi untuk publik.

“padahal kenyataannya, saat DPR menerima Rancangan Undang-Undang (RUU), DPR juga membuat konferensi pers, media briefing, dan forum legislasi sebagai platform untuk mewadahi aspirasi terkait apa saja yang akan dibahas di UU Cipta Kerja,” jelas Dena sapaan akrabnya.

Terkait permasalahan mikrofon yang dimatikan, Dena juga membeberkan bahwa hal tersebut sudah sesuai dengan ketentuan tata tertib rapat. “tidak ada niatan untuk mengkebiri demokrasi, karena didalam tata tertib sudah ditentukan bahwa durasi bicara berkisar 5-7 menit dan harus bergantian setelahnya,” tuturnya.

Dalam menghadapi krisis tersebut, melakukan monitoring media sangat berguna untuk menganalisa krisis yang terjadi. PR juga harus mempersiapkan strategi komunikasi, salah satunya dengan cara mengadakan konferensi pers, membuat infografis mengenai butir-butir keberatan Cipta Kerja dan klarifikasi hoax yang ada di Omnibus Law Cipta Kerja, bahkan mengirimkan pesan broadcast berisi informasi RUU yang disebarkan ke media sosial. “karena krisis yang terjadi adalah tentang hoax dan informasi yang bias, maka harus diberi informasi yang jelas,” tandas Dena.

Untuk itu, Dena menekankan dalam menghadapi krisis yang terjadi, PR harus memberikan informasi sesuai dengan data dan realita yang ada. Hal ini dilakukan agar dapat menggiring opini publik untuk mengetahui berita yang sebenarnya. “ Saya berpesan kepada generasi muda agar tidak mudah terpengaruh berita hoax sebelum mencari kebenaran informasi terlebih dahulu,” pesan Dena pada saat akan menutup paparannay di webinar yang diadakan oleh Club PR Udinus.

Webinar yang memiliki tema ‘Profesionalisme Public Relations Dalam Menjalin Relasi Dengan Media’, dimoderatori langsung oleh Ketua Club PR Udinus, Vania Via Eustasia. Adapun pengisi materi dalam webinar tersebut, Pranata Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI, Leidena Sekar Negari yang mengemukakan materi bertema ‘Profesionalisme Public Relation dalam Menjalin Relasi dengan Media’. Kegiatan tersebut diselenggarakan secara daring melalui zoom dan juga melalui youtube.

Ketua Progdi Ilmu Komunikasi Udinus, Dr. Yuventius Tyas Catur Pramudi, SSi, M.Kom turut mengingatkan jika PR perlu menyesuaikan diri dengan perubahan era. Tak lupa ia juga memberikan pesan agar mahasiswa memperbanyak relasi di masyarakat. “mahasiswa perlu memiliki networking yang luas untuk membangun relasi, sehingga dapat mengupgrade diri untuk menyesuaikan zaman,” tandasnya.(Humas Udinus/Almira. Foto: Almira)