Menjadi salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang sukses membangun institusi pendidikan yang berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, kiprah Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) memang layak untuk dijadikan panutan oleh perguruan tinggi lain. Hal inilah yang menginisiasi Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dalam Rembug Nasional dan Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) ke-1  yang diselenggarakan beberapa waktu lalu. 
 
Kegiatan yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali 1-3 Juli 2022 lalu itu, meminta Rektor Udinus Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom untuk membagikan kisah suksesnya dalam membangun PTS dari Nol. 
Di hadapan ribuan perwakilan perguruan tinggi swasta dari seluruh Indonesia, Edi Noersasongko berbagi bagaimana Udinus tumbuh dan berkembang hingga menjadi PTS yang terakreditasi Unggul.
 
Udinus yang berawal dari kursus komputer kecil di Semarang, berubah menjadi Sekolah Tinggi yang berada di sekitar wilayah pemukiman warga, dan kini berkembang menjadi perguruan tinggi swasta yang memiliki 5 fakultas dengan jenjang pendidikan dari D3 hingga S3. 
 
Transformasi Udinus dari kursus komputer hingga menjadi universitas yang ternama di Jawa Tengah, dengan pendidikan unggulan Teknologi Informasi dan Kewirausahaan ini, menjadikan sivitas akademika Udinus terus terpacu dalam berkolaborasi dan berinovasi agar dapat memberikan pendidikan yang berkualitas. 
 
“Kami kini memiliki lebih dari 17 ribu mahasiswa, dengan 350an dosen pengajar mulai dari Lektor hingga Profesor. Manpower yang dimilki Udinus ini dapat mendukung pemerintah dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas. Sehingga kami fasilitasi untuk dosen maupun mahasiswa yang ingin berinovasi di berbagai bidang,” papar Edi Noersasongko. 
 
Rembugnas APTISI yang bertemakan Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045: “Digitalisasi Berbasis Blockchain, Tantangan Masa Depan dan Reformasi Pendidikan Tinggi” ini juga telah dijawab Rektor Udinus Edi Noersasongko dalam paparan kisah suksesnya.
 
Udinus sebagai kampus dengan berbasis IT dan Kewirausahaan telah mendigitalisasi gamelan dan menjadikannya elektronik gamelan (e-gamelan) hingga diundang ke UNESCO Paris Perancis sebagai duta kesenian mewakili Republik Indonesia tahun 2018 lalu. Edi Noersasongko menjelaskan dalam kisah suksesnya. 
 
“Tidak hanya dengan mendigitalisasi gamelan saja, tapi dari inovasi tersebut Udinus mendapatkan ratusan Hak Cipta dalam mengembangkan gamelan di berbagai platform. Kini kami sedang dalam proses mendigitalisasi gamelan dalam dunia metaverse. Inilah wujud nyata pendidikan melalui Perguruan Tinggi Swasta akan menjawab tantangan masa depan, untuk itu mari berkolaborasi dan berinovasi.”
 
Dalam Rembugnas APTISI ini, delegasi dari Universitas Dian Nuswantoro dihadiri oleh Ketua Yayasan Dian Nuswantoro Tri Roestanti Noersasongko, SE., MM, Rektor Udinus Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom hadir, Dekan Fakultas Ilmu Komputer Dr. Abdul Syukur, dan Direktur Center Of Excellence Prof. Zainal A. Hasibuan, Ph.D. (*Humas Udinus/Sekar. Foto: Humas Udinus)