Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) sebagai perguruan tinggi yang memiliki akreditasi Unggul terus meningkatkan kualitasnya di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Terbaru, delapan dosen Udinus berhasil lolos dan meraih pendanaan dari program peningkatan dunia usaha dan dunia industri melalui program matching fund Kedaireka.
 
Kedaireka merupakan program dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), akronim dari Kedaulatan Indonesia dalam Reka Cipta. Reka cipta sendiri merupakan sebuah upaya revitalisasi dan aktualisasi terhadap sebuah karya, agar kebermanfaatannya dapat dirasakan semua elemen secara efisien dan efektif. 
 
Saat ini, Kedelapan dosen Udinus yang berhasil meraih pendanaan tersebut yakni Heru Agus Santoso Ph.D, Dr.Ir Dian Retno Sawitri, MT, Dr.Ratih Setyaningrum, MT, dan Prof. Dr. Ir Zainal Arifin Hasibuan MLS, Ph.D. selain itu dosen lainnya yaitu Dra. Sri Mulatsih M.Pd, Menik Dwi Kurniatie S.Si, M.Biotech, Dr. M. Ary heryanto S.T, M.Eng dan Dr.Yohan Wismantoro, S.E,M.M. 
 
Direktur Center of Excellence, Prof. Dr. Ir Zainal Arifin Hasibuan MLS, Ph.D mengatakan, saat ini ketertarikan dosen terhadap program matching fund Kedaireka mengalami peningkatan khususnya di Udinus. Diharapkan kedepan akan ada beberapa penambahan proposal yang akan lolos di Program tersebut. 
 
“Dibandingkan tahun lalu kami ada peningkatan yang cukup signifikan. Kami harap proposal dosen akan terus meningkat,” imbuhnya. 
Dalam wawancaranya, Prof Ucok, sapaan akrab dari Zainal Arifin mengungkapkan, proposal yang diajukan oleh para dosen Udinus merupakan salah satu usulan dalam memecahkan berbagai masalah yang ada di masyarakat. Seperti proposal yang ia ajukan dengan judul ‘Penyelarasan pengelolaan Rantai Pasok dan Pengguna Pada Komoditas Bawang Merah dengan Penerapan AI Berbasis IOT dan Blockchain’, dimana proposal tersebut berangkat dari permasalahan yang sering terjadi di masyarakat luas. 
 
Permasalahan tersebut seperti supply komoditas bawang di Indonesia yang sering mengalami fluktuasi yang berujung pada permasalahan ekonomi. Hal itu  terkadang disebabkan oleh supply berlebih dan menyebabkan harga komoditas bawang turun. Sebaliknya, dengan berkurangnya supply komoditas bawang berdampak naiknya harga komoditas tersebut.  
 
“Dari masalah yang ada di masyarakat itu kami perlahan pecahkan dengan proposal-proposal yang telah kami ajukan dan kini berhasil didanai. Para dosen sebelumnya juga telah melakukan riset, pengembangan dan nantinya akan melakukan implementasi,” jelasnya. 
Dalam Prosesnya Kedaireka berguna untuk meningkatkan kolaborasi perguruan tinggi dan industri serta meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Indonesia yang unggul.
 
Dengan adanya kepercayaan dari pemerintah tersebut, Rektor Udinus, Prof. Dr. Ir Edi Noersasongko, M.Kom berharap para dosen Udinus terus termotivasi untuk terus melakukan penelitian dan mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di Indonesia.
"Kami berharap dapat melakukan penelitian yang lebih dalam lagi, dan dapat menghasilkan penelitian tepat guna yang dapat dimanfaatkan langsung masyarakat luas," tutupnya. (Humas Udinus/Alex. Foto: Humas Udinus)