Permasalahan mengenai sampah di Indonesia memang menjadi isu krusial akhir-akhir ini. Dilakukan berbagai cara agar pengelolaan sampah ini dapat terorganisir dengan baik. Bahkan pemerintah menggalakkan daur ulang sampah agar didapatkan solusi dari permasalahan sampah ini. Namun masalah baru muncul ketika proses daur ulang sampah ini menghasilkan beberapa gas polutan yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
 
Minimnya perhatian akan keselamatan pekerja industri yang menggunakan zat kimia ini yang menggugah lima orang mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) untuk menciptakan filter udara yang diberi nama Filter Udara Teruji (Fuji).
Mereka adalah Rizki Nur, Angga Indrias, Hawari, Adib Nur, dan Zakiy Anwar. Kelima mahasiswa ini berada didalam satu tim Program Kreavititas Mahasiswa penerapan Teknologi (PKMT), dengan Rizki Nur sebagai ketua timnya. “Dalam proses daur ulang sampah, para pengelola sampah berhubungan langsung dengan gas berbahaya. Rumah pemilik dan ruang produksi biasanya tergabung menjadi satu. Hal ini menyebabkan mereka terpapar langsung oleg gas-gas berbahaya,” papar Rizky.
 
Fuji dapat digunakan di industri kecil, diantaranya usaha pembuatan plakat (proses resin), usaha penyepuhan emas dan platina, usaha elektronik (pelarutan PCB), passivation industri baja, pemurnian logam (emas, perak, platina), pengrajin barang-barang logam (lembaga, perunggu, kuningan), perusahaan desinfektan, perusahaan obat, pestisida, polyvinylchloride (PVC), produk pembersih rumah tangga, pemutih kertas, hingga tekstil. Sedangkan di laboratorium, Fuji dapat ditempatkan pada output dari kamar asam.
 
Inti dari dari Fuji ini ada pada reaktornya, dimana digunakan reaktor plasma non thermal. “Cara kerjanya adalah dengan memecah ion berbahaya pada gas beracun menjadi ion-ion kecil yang tidak berbahaya bagi lingkungan,” jelasnya.
Alat ini tersusun dari sepasang elektroda, yakni elektroda negatif berupa sebuah grafit batangan dan elektroda positif berupa beberapa lembar plat stainless stell, yang disusun array ke samping. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil reduksi. Filter positif disusun seperti penempatan slot pada komputer, agar mempermudah pergantian dari elektroda positif. Ion negatif dari gas cemaran akan menempel pada elektroda positif dan menyebabkan lapisan karat pada permukaan karat. Nantinya lama kelamaan kemampuan filter akan menurun karena permukaan plat pada elektroda positif sudah dipenuhi dengan ion negatif.
 
“Fuji telah digunakan di CV. Nusantara Recycling Center (NRC), dan hasilnya baik. Kami berharap dapat terus digunakan serta ditularkan pada industri kecil yang lain. Kami juga berharap pemerintah kota Semarang maupun perusahaan dengan dana corporate social responsibilty (CSR)-nya dapat mendukung keberadaan Fuji ini aagar aplikasi produk hilirnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat,” tutur Rizky.
 
Sementara itu Sari Ayu Wulandari, M.Eng selaku dosen pembimbing tim Fuji ini mejelaskan bahwa alat fiter ini juga bisa dijadikan sistem warning. “Dengan menambahkan sistem warning. Jika udara didalam ruangan tidak sesuai dengan Baku Mutu Udara Nasional, maka Fuji akan memperingatkannya. Sehingga akan lebih mudah bagi user jika ingin mengganti slot-slot stainless,” kata Sari Ayu. (*Humas)
 
 
 
 
 
SARING GAS BERBAHAYA : Fuji sedang digunakan untuk menyaring gas berbahaya pada saat pengelolaan sampah. Alat temuan lima mahasiswa FT Udinus ini dapat digunakan di industri kecil hingga besar agar udara di lingkungan sekitar tidak tercemar gas berbahaya. Foto : Dok. FT Udinus.