Berikan pemahaman dan hindarkan masyarakat dari berita hoax, mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang ciptakan game Tempat Pemungutan Suara (TPS) Run. Game besutan mahasiswa tersebut, mampu merebut juara dalam ajang Lomba Cipta Aplikasi Peraga Game Kepemiluan yang diadakan oleh KPU Republik Indonesia pada tahun ini.

 

Game dibuat langsung oleh tiga mahasiswa, mereka terdiri dari dua mahasiswa dari Udinus dan satu mahasiswa dari universitas negeri di Semarang. Mereka tergabung didalam satu tim bernama Tim Pacman. Dua mahasiswa Udinus tersebut yakni Risal Fajar Amiyardi dari program Studi Teknik Informatika S-1 Udinus berperan sebagai programmer dan desain grafis, sedangkan Ahmad Abdul Hadi berasal dari progdi Animasi D-4 Udinus berperan sebagai asset environment. Sementara itu, rekan lainnya, Krisno Febriyanto dari universitas negeri di Semarang berperan sebagai asset karakter dan sketsa intro game.

 

TPS Run merupakan game bergenre arcade infinity runner, para pemain hanya perlu menghindari rintangan sepanjang jalan dan menjawab pertanyaan yang muncul. Game TPS Run memiliki grafik 2D, Namun didesain agar memiliki penampilan seperti game 3D. Materi yang diangkat pun sederhana agar bisa dimainkan siapa saja.

 

Risal Fajar Amiyardi ketua dari tim Pacman menjelaskan pembuatan game TPS Run bertujuan mengajarkan kepada masyarakat untuk menghindari hoax dan adu domba, serta menambah wawasan kepemiluan. Ungkap dia, game yang diciptakan para juara menjadi milik KPU, dan rencananya akan dipasang di website milik KPU. “Kami membuat game TPS Run terinspirasi dari Subway Surfers dan menggunakan software Gdevelop 5. Proses penyusunan konsep game TPS Run itu 9 hari dan pengembangan gamenya 5 hari,” jelas Risal.

 

Dalam wawancaranya, ia juga menceritakan awal mula dapat mengikuti lomba yang diadakan oleh  KPU tersebut. Menurut dia, ia menemukan informasi terkait lomba cipta aplikasi dari media sosial. Risal berharap melalui game TPS run, dapat menginspirasi para pengembang game, untuk menciptakan game yang mampu mengedukasi masyarakat. “Banyak sekali pengalaman yang kami dapatkan dari lomba itu, mulai dari pembelajaran hingga berkenalan dengan para juara yang lain. Kami juga mendapat sertifikat dan uang tunai. Semoga game tersebut bisa mengedukasi masyarakat luas mengenai wawasan kepemiluan,” harap dia.

 

Ajang Lomba Cipta Aplikasi Peraga Game Kepemiluan yang diadakan oleh KPU Republik Indonesia, seharusnya diselenggarakan pada 26-27 Februari 2020 di Jakarta. Namun karena pandemi Covid-19, diundur dan diselenggarakan kembali pada 23 Juni 2020 secara daring. (*Humas Udinus/Alex. Foto: Dok. Risal Fajar)