Keterbatasan biaya bukan menjadi halangan seseorang untuk menempuh ilmu hingga jenjang sarjana. Semangat itu yang terus ditanamkan Fenny Angesti Sukma (21), Mahasiswi Bidikmisi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) jurusan D3 Penyiaran angkatan 2016.

 

Mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) diatas tiga merupakan kewajiban bagi mahasiswa bidikmisi Udinus. Namun hal tersebut bukan menjadi sesuatu yang utama bagi Fenny, “Memang IPK itu wajib dipertahankan karena bidikmisi itu sudah jadi syarat, tapi mendapat pengalaman yang bisa diterapkan di dunia kerja itu lebih penting.”

 

Mahasiswi kelahiran Semarang, 24 Juli 1998 tersebut awalnya tidak menyangka bisa lolos jalur bidikmisi D3 Penyiaran. Dengan background SMA jurusan IPA dan juga mengikuti ekstrakulikuler radio, urusan tersebut merupakan hal baru baginya dan harus memulai dari nol, karena mahasiswi bidikmisi pasti memiliki dana yang terbatas. “Dari dana  beasiswa bidikmisi harus mencari sendiri peralatan untuk tugas, untuk membeli kamera pertama itu hasil tabungan selama satu tahun dan pinjaman uang dari kakak,” imbuhnya.

 

Aktivitas Fenny selain kuliah adalah bekerja paruh waktu di sebuah studio foto. Ia mengawali pekerjaan paruh waktunya dari mulai setting studio hingga belajar menggunakan kamera dan mengambil foto lebih baik lagi. “Kenal dunia freelance itu baru semester 3 dan itu pun cuman kerja di tempat teman SMA. Dari yang awalnya cuman gulung kabel, sampai bisa belajar pakai kamera sendiri.” Uang dari perkerjaan tersebut ia kumpulkan dan digunakan untuk membeli peralatan tugas. “Dari uang itu aku kumpulin dan buat beli tripod yang harganya bisa dibilang murah, waktu pertama kali bener-bener pakai uang sendiri itu rasanya sudah bahagia banget,” tambahnya.

 

Anak terakhir dari dua bersaudara tersebut berjuang keras demi membanggakan keluarga dan juga almarhum ibunya. Ia sempat terpuruk dengan keadaan sang ibu yang divonis kanker stadium tiga. Meski begitu dorongan dari ayah dan juga kakak tercinta terus didapatnya. Sekarang pun ia menjadi lulusan terbaik pada jurusan Broadcast angkatan 2016 pada wisuda Udinus ke-67 lalu. “Alasan aku semangat belajar sampai sekarang ya karena untuk membanggakan almarhum ibu dan juga mendapat dorongan penuh dari kakak dan ayah,” ujarnya.

 

Kebanyakan orang hanya melihat kesuksesan orang lain tanpa melihat prosesnya. “Kebanyakan orang tidak melihat proses dari kesuksesan tersebut, melainkan hanya melihat ketika orang tersebut sudah sukses. Jadi jangan pernah lupa bahwa hal yang terpenting dari kesuksesan itu ya prosesnya,” tutupnya. (*Humas Udinus/Haris. Foto : Dok. Humas)

 

 

 

 

Nama :

Fenny Angesti Sulma – Mahasiswa Bidikmisi Udinus