Saat ini, kopi, yang sering disebut emas hitam, telah menjadi komoditi tak terbatas yang dapat dinikmati semua kalangan. Bahkan kopi telah menjadi identitas setiap tempat, mulai dari tempat hingga komunitasnya. Hari Kopi Internasional pada 1 Oktober lalu menjadi perayaan bagi para pencinta kopi. Tak terkecuali di Semarang, dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) terpilih menjadi tuan rumah dalam pengenalan uniknya kopi bagi para mahasiswa maupun dosennya.

 

Workshop Ilmu Kopi di Gedung H Lantai 1 Udinus belum lama  diisi dengan beberapa pembicara yang bertujuan mengedukasi masyarakat tentang kopi. Baik dilihat dari komoditinya hingga makin menjamurnya coffee shop di berbagai tempat.

“Kami bekerjasama dengan Taman Delta untuk berbagi ilmu kopi di Udinus, karena selain kopi memang komoditi yang menjanjikan, mahasiswa DKV Udinus juga bisa banyak belajar mengasah jiwa kewirausahaan. Selain bisa memilih usaha untuk membuka coffee shop, mereka juga bisa mencoba untuk mendesain logo, branding coffee shop nya itu sendiri, dan masih banyak lagi,” ungkap Ir Siti Hadiati Nugraini M.Kom, Ph.D selaku Kaprogdi DKV Udinus.

 

Salah satu pembicara, Moelyono Susilo menyampaikan, saat ini Indonesia menduduki posisi keempat di dunia untuk total produksi kopi, dibawah Brazil, Vietnam, dan Columbia. “Negara kita juga terus menjadi incaran para pemburu kopi. Hal ini didukung dengan predikat Indonesia sebgaai salah satu penghasil kopi terbaik dunia, berdasarkan keragaman indikasi geografisnya,” papar Moelyono.

Dia akhir workshop, para barista dari Semarang Barista Society (SBS) menunjukkan kemampuannya serta berbagi ilmu kopi dalam menyajikan kopi. (*humas)

 

 

RACIKAN KOPI : Penampilan Semarang Barista Society (SBS) di Gedung H Lantai 1 Udinus ketika mengisi Workshop Ilmu Kopi dalam rangka Hari Kopi International. Foto : Nining Sekar.