Badan Amalan Islam (BAI) Matholi’ul Anwar Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) berpartisipasi dalam Dinus Festival (Dinusfest) 2018 dengan mengadakan Kompetisi Kesenian Rebana untuk pertama kalinya. Kompetisi ini mencuri perhatian penonton panggung utama Dinusfest yang bertempat di depan gedung E Jalan Nakula Semarang.

 
Kompetisi music tradisional asal Timur Tengah ini diselenggarakan pada Selasa (24/01) sejak pukul 08.00 WIB. Tangkai lomba ini diikuti oleh 17 grup dari SMA/SMK/MA sederajat Se-Jawa Tengah. Ratusan peserta berasal dari Semarang, Demak, Jepara, Grobogan dan Pemalang. Grup rebana sendiri baru-baru ini dibentuk di BAI Udinus. Ini kali pertama BAI berkontribusi dalam Dinusfest menyelenggarakan kompetisi Rebana. “Awalnya kita membentuk panitia kecil untuk acara ini dan Alhamdulillah atas izin Allah kami bisa mengadakan lomba ini” ujar Hayat Al Falah selaku ketua BAI Matholi’il Anwar Udinus. Menurutnya, kompetisi ini diadakan untuk menumbuhkan rasa kencintaan di kalangan pelajar terhadap kesenian rebana.
 
Dalam lomba ini setiap grup terdiri dari 15 orang yang diberi waktu tampil dan persiapan selama 15 menit, dengan kriteria penilaian kekompakkan, keserasian irama, vokal, dan keserasian kostum. Setiap tim dinilai oleh juri dari Udinus yakni Nursalim dan Muji Rohman AH dan Suhari M.Pd dari praktisi.
 
Sedangkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik Udinus meramaikan Dinusfest hari ke-2 ini dengan lomba membatik. Sebanyak kurang lebih 200 siswa mendaftar sebagai peserta lomba tradisional tersebut. “Tujuan utama kami mengadakan lomba dengan tema budaya yaitu untuk terus melestarikan budaya di Indonesia” ujar Machfudz Afif Gani sebagai ketua pelaksana dalam acara tersebut. Seperti tahun-tahun sebelumnya, dimana BEM FT juga mengadakan lomba gamelan, batik, dan tari. Tema untuk perlombaan tahun ini pun unik, yaitu teknik, dimana peserta yang terdiri dari pelajar SMA/SMK/MA se Jawa Tengah dituntut untuk membuat desain motif batik yang berkaitan dengan teknik. Sseperti misal ada gambar kunci, tang, obeng dan lain sebagainya. BEM FT mengundang pengurus komunitas batik di Semarang untuk menjadi juri dalam lomba kreasi malam ini. Melalui lomba ini, diharapkan generasi muda bisa meningkatkan dan melestarikan budaya Indonesia khusunya batik dan gamelan, agar budaya Indoneisa tidak mudah diklaim oleh negara lain.(*Humas/WartaDinus)