Tuangkan ide-ide inovasinya, proposal karya mahasiswa Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2022. Proposal berjudul ‘Water Cure Technology’ nantinya akan mendapat dana intensif dari PKM yang diinisiasi oleh pemerintah.
 
Proposal yang dikerjakan oleh empat mahasiswa Udinus itu, mengusung judul ‘Water CURE (Control, Utilize, Recycle) Technology : Konsep Optimalisasi IoT-Integrated Water Management System Guna Mencegah Krisis Air Pada Tahun 2050’. 
 
Diketuai oleh mahasiswi Program Studi (Prodi) S-1 Kesehatan Lingkungan Udinus, Leony Christine Manurung. Bersama tiga anggota lainnya, yakni dua mahasiswi Prodi S-1 Kesehatan Lingkungan Udinus, Alvi Eka Mentari, Ade Fina Rahmadani, dan satu mahasiswa Prodi S-1 Teknik Informatika Ryandhika Bintang Abiyyi.
 
Pada PKM yang diinisiasi oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) itu, semua proposal yang lolos akan mendapatkan dana sebesar 2,5 juta rupiah.
 
Ketua tim, Leony menjelaskan proposal yang diambil yaitu PKM Gagasan Futuristik Tertulis (GFT). Dalam proposal tersebut timnya memberikan gagasan berupa Smart Water Management System. Sebuah aplikasi berbasis android dan IOS yang digunakan untuk mengatasi krisis air di tahun 2050 mendatang. 
 
“Aplikasi yang nantinya dapat diakses di playstore dan appstore ini menggunakan konsep Internet of Thing, dengan tujuan untuk mengoptimalkan penggunaan air dari unit terkecil yaitu rumah tangga,” jelasnya.
 
Dalam gagasan tersebut, akan ada beberapa proses tahapan yang dapat dilakukan oleh aplikasi Water PURE Technology. Yakni proses optimalisasi, utilizing, dan recycling untuk mendaur ulang air limbah domestik sisa proses mencuci agar bisa digunakan kembali. Sebagai pendukung aplikasi, nantinya terdapat bak penampung dan pengolah rainwater dan greywater serta terdapat sensor yang terintegrasi IoT sehingga dapat terdeteksi di aplikasi yang ada di smartphone
 
Leony menambahkan, gagasan tersebut dibuat karena masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapat akses air layak pakai. Lalu adanya gagasan dari United Nations Environment Programme (UNEP) yang menyatakan bahwa pada tahun 2050 populasi manusia tidak akan dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk setiap orang. 
 
“Berdasarkan latar belakang itu, kami berusaha menciptakan alat sekaligus aplikasi untuk meminimalisir terjadinya krisis air di masa mendatang. Proposal kami memberikan sebuah ide konsep yang diharapkan bisa terealisasi kedepannya” tambahnya.
 
Menanggapi capaian itu, dosen pembimbing, Ika Pantiawati, M.Kes ungkapkan rasa bangganya kepada empat mahasiswa yang sudah berusaha dengan maksimal. PKM GFT ini masih berupa gagasan tertulis tapi futuristik. Diharapkan gagasan tersebut bisa direalisasikan seiring berjalannya waktu.
 
“Semoga ide proposal PKM GFT ini dapat maju ke tingkat Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). Dapat direalisasikan untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDG) di beberapa poin tertentu dan semoga bisa membantu Indonesia yang lebih baik,” tutupnya. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)