Dosen Fakultas Kesehatan (Fkes) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) ciptakan alat inovasi di bidang kesehatan. Alat yang diciptakan yakni Sensor Tuberkulosis bernama Sintasis G1.0.
Pada kinerjanya, alat ini dengan menangkap sinyal biomedis berupa saturasi oksigen dan detak jantung telah terpasang menjadi gelang pada pasien penderita Tuberkulosis atau yang biasa disebut TB. . Data analog selanjutnya, akan dikonversikan menjadi digital yang kemudian secara simultan akan mengirimkannya pada komputer server. Server tersebut nantinya, akan diteruskan kepada komputer atau smartphone dokter, para medis, atau pengelola program TB di Puskesmas maupun Dinas Kesehatan yang bertugas memantau kondisi pasien.
Alat Sintasis G1.0, dirancang oleh Mayani Setyowati, SKM., M.Kes., bersama tim dari berbagai disiplin ilmu yaitu Yusthin Meriantti Manglapi, SKM., M.Kes (epid), Arif Kurniadi, M.Kom., dan Juli Ratnawati, S.E., M.Si. Mereka juga bekerja sama dengan mitra dari CV Unixomindo, Dwifery Pebrianto. Program Matching Fund Vokasi Kedaireka Tahun 2022 dari Kemendikbudristek yang merupakan Sintasis G1.0 merupakan alat hasil dari Matching Fund Vokasi Kedaireka Tahun 2022.
Pada wawancaranya, Mayani Setyowati, SKM., M.Kes., mengatakan bahwa Alat Sintasis G1.0 diciptakan berawal dari keprihatinan di kalangan masyarakat khususnya pengelola program Tuberkulosis Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan. Saat ini juga, penderita TB di Indonesia pun semakin meningkat. Hal itu diperparah karena masyarakat memandang enteng pada penyakit ini.
“Banyak pula penderita TB Drop Out (DO) atau berhenti pengobatan meskipun belum tuntas pengobatannya yaitu selama 6 bulan,” kata Mayani saat diwawancara.
Sementara itu, anggota tim peneliti perancangan aplikasi dari Sintasis G1.0 yang sekaligus dosen Udinus, Arif Kurniadi, M.Kom., mengungkapkan alat ini dikembangkan sebagai tindak lanjut dari aplikasi sistem informasi pengambilan keputusan TB. Sebelumnya, aplikasi tersebut diimplementasikan di wilayah Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. Pada saat ini, alat Sintasis G1.0 diluncurkan dengan mampu membaca indikator sensor saturasi oksigen dan detak jantung.
“Pengembangan akan terus dilakukan dan ke depannya alat ini akan dikembangkan dengan menambah sensor indikator berupa suhu tubuh, GPS Tracker untuk tracing pasien, dan tingkat stres,”
Beberapa waktu lalu, Sintasis G1.0 telah disosialisasikan secara langsung di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dan sebagai langkah untuk dalam pemantauan pasien TB di wilayah tersebut. Sintasis G1.0 merupakan alat hasil dari Matching Fund Vokasi Kedaireka Tahun 2022 dari Kemendikbudristek. Pada program tersebut Prodi D-3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Udinus bersama dengan industri. (Humas Udinus/Alex. Foto: Humas Udinus)