Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang mendapatkan penghargaan dan bimbingan langsung dari dr. Mariatul Fadilah, MARS., Ph.D., Sp.KKLP. yang merupakan salah satu tim dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Hal itu didapatkan sebagai bekal bagi Udinus untuk mendirikan fakultas terbarunya, yakni Fakultas Kedokteran (FK)
 
Pengarahan dan bimbingan yang dilakukan di ruang rapat gedung H lantai 1 Udinus, mengupas terkait beberapa hal yang berkaitan dengan pembukaan FK di Udinus. Pada kesempatan itu juga, fasilitas yang telah dimiliki oleh FK Udinus ditinjau secara langsung. Selepas memberikan pengarahan, dr. Mariatul juga berdiskusi dengan Rektor Udinus, Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom., yang didampingi oleh para jajaran Udinus lainnya bersama Tim Task Force FK Udinus.
 
Melalui kegiatan ini Rektor Udinus berharap pendirian fakultas tersebut semakin optimis. Dengan menerima kunjungan dari salah satu pejabat KKI, Tim Task Force FK Udinus tentu mendapat banyak masukan berharga. Jelasnya, baik itu secara teori, visi misi dan juga beberapa kesiapan untuk laboratorium juga dikunjungi secara langsung. 
 
“Semua masukan ini sangat berharga untuk kami dan akan secepat mungkin direalisasikan. Semakin hari, kami semakin mantap untuk mendirikan FK dan sesuai dengan arahan KKI yakni mendirikan FK yang memenuhi standar kompetensi dan capaian pembelajaran,” ujar Prof. Edi.
 
Pada kesempatan itu juga dilakukan sesi diskusi bersama yang diikuti oleh seluruh hadirin. Diskusi pun berjalan dengan baik terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan, dengan tema diskusi yakni ‘Pengarahan dan Bimbingan Fk Udinus Bersama KKI’. 
 
Pada wawancaranya, dr. Mariatul menjelaskan bahwa sesuai data yang ada, jumlah dokter di Indonesia masih bisa dikatakan kurang. Ungkapnya, KKI selalu mengarahkan agar instansi yang akan membuka FK harus memenuhi standar tertentu. Perkembangannya pun tidak boleh tertinggal dengan seiring kemajuan zaman. Ia menekankan bahwa di kedokteran harus melahirkan lulusan berkompeten yang memiliki skill, knowledge, value dan juga karakter.
 
“Kompetensi itu seperti pada kurikulum harus memenuhi standar SKDI 2023, lalu pada sarana prasarana dan juga dosen pengajar harus memenuhi standar kompetensi dan capaian pembelajaran yang terbaru,” jelasnya.
 
Ketua Divisi Pendidikan KKI juga menyampaikan harapan yang besar untuk Udinus dan Indonesia yang akan berkontribusi memajukan kedokteran di Indonesia. Namun tidak hanya jumlah saja namun KKI akan mengarahkan instansi untuk mendirikan FK sesuai dengan standar yang telah dijelaskan. 
 
“Kami mengutamakan lulusan kedokteran yang dapat bekerja di seluruh Indonesia dan berkompeten untuk memecahkan masalah lokal. Seperti diabetes ataupun stunting yang masih tinggi di beberapa wilayah di Indonesia,” tutup dr. Mariatul. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)