Program Studi S-1 Kesehatan Lingkungan Universitas Dian Nuswantoro perkenalkan lebih kepada mahasiswa tentang kompetensi Entomologi dan dunia bioteknologi.  Keduanya merupakan dua cabang ilmu biologi yang membahas tentang rekayasa genetik mikroorganisme dan serangga.

Kegiatan tersebut menghadirkan dua pembicara yang kompeten, yaitu AKBP Bowo Nurcahyo S.Si, M.Biotech selaku Kassubid Narkoba Bidlabfor Polda Jateng dan Tribowo Lukito, SE selaku Ketua Assaphami Semarang. Bioteknologi dan DNA menjadi salah satu topik bahasan yang dikupas secara tuntas. Hal itu menjadi ilmu yang dekat dan dapat digunakan untuk menunjang kehidupan.

Dalam kesempatan itu AKBP Bowo Nurcahyo S.Si, M.Biotech menjelaskan bahwa Bioteknologi sendiri merupakan pemanfaatan agensia biologi yang digunakan ataupun direkayasa untuk mempermudah manusia dalam mencapai tujuannya. Salah satunya dapat digunakan untuk memperbaiki lingkungan. Manfaat bioteknologi saat ini, sudah ada dalam berbagai bidang. selain itu, bioteknologi juga dimanfaatkan dalam dunia forensik.

“Bioteknologi dimanfaatkan untuk Pengambilan dan pemeriksaan darah,Pengecekan sidik jari hingga analisis DNA. Hal itu pun selalu dimanfaatkan oleh pihak kepolisian untuk mengidentifikasi korban. Ada banyak manfaat bioteknologi yang sudah dirasakan oleh manusia,” jelasnya.

Kepala Program Studi S-1 Kesehatan Lingkungan (Kesling) Udinus, Dr. Drs. Slamet Isworo M.Kes mengungkapkan bahwa saat ini, prodi Kesehatan Lingkungan memiliki rencana untuk mengidentifikasi proses bidang remidiasi dengan organisme tertentu. Ini merupakan upaya memperbaiki lingkungan yang buruk menjadi baik. Oleh karena itu, mahasiswa perlu dibekali lebih dalam tentang pengetahuan-pengetahuan terkait.

Pemahaman tentang bioteknologi dan entomologi diberikan kepada mahasiswa dengan diwujudkan dengan kuliah umum yang bertempat di gedung E lantai 3 Udinus Semarang.Kegiatan itu diikuti ratusan peserta dari mahasiswa Fakultas Kesehatan (Fkes) Udinus.

“Upaya perbaikan lingkungan dengan mikroorganisme itu perlu genetika molekuler. Kita perlu mengidentifikasi jenis bakteri sehingga lebih mudah dalam pengelolaannya,” jelasnya.

Dalam sesi wawancara, beliau mengungkapkan perlu adanya praktisi dari bidang terkait untuk mengembangkan entomologi di prodi Kesling Udinus. Hal ini kemudian menjadikan adanya kerjasama dengan Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (Assphami) yang bergerak untuk bidang Entomologi. Harapannya dengan kerjasama tersebut juga dapat meningkatkan peluang mahasiswa untuk mengembangkan wawasannya.

“Kerjasama dengan memiliki praktisi dari sektor swasta itu penting. Kalau tidak, akan lebih sulit karena dari segi regulasi, mereka lebih berkembang,” tutupnya. (Humas Udinus/Ika. Foto: Humas Udinus)