Bagi Fitri, menjadi mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) merupakan privileged paling besar yang pernah ia rasakan. Banyak ilmu yang dapat ia terapkan dalam kehidupannya, terutama dalam perancangan kariernya menjalankan usaha.
Perjuangannya mengupayakan pendidikan perguruan tinggi setelah gapyear 3 tahun, terbayar dengan dirinya yang mengoptimalkan segala peluang yang ada di dunia perkuliahan. Salah satunya, dengan mengikuti berbagai bimbingan dan kompetisi bisnis untuk mengembangkan bisnisnya.
Beberapa prestasi bahkan diraih oleh Mahasiswi Udinus angkatan 2022 itu. Seperti Juara 1 Creanovation Udinus dan Juara 3 Lomba Pitching Kemenkop UKM. Melalui kompetisi itu ia mengembangkan bisnis snack-nya yang bernama ‘Djoeragan Jajan’.
Awal mula Fitri mengikuti kompetisi atas dorongan dari dosennya pada mata kuliah Technopreneursip Ilkom, Zahrotul Umami, M.I.Kom. Dalam persiapannya, ia membuat pitchdek sesuai ketentuan untuk dipresentasikan dalam waktu 5 menit.
“Berbekal kelas public speaking yang pernah dipelajari di semester sebelumnya, Saya bisa mempresentasikan dengan baik bisnis saya dan mendapatkan juara 3. Berkat dukungan dari dosen dan ilmu selama perkuliahan ini usaha saya mulai berkembang” lanjutnya.
Perempuan kelahiran 2001 itu juga merasa materi yang diberikan selama berkuliah di Udinus mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai entrepreneur muda.
“Penerapan ilmu yang paling saya terapkan adalah public speaking, technopreneurship dan komunikasi pemasaran. Walaupun saya masih mahasiswa semester 3, saya merasa banyak sekali skill saya yang berkembang dengan baik. Hal ini berkat dukungan dosen-dosen Udinus yang juga sangat mendukung,” akunya.
Perjalanan Menjadi Entrepreneur Muda
Fitri memiliki 2 usaha dengan produk makanan, yakni @djoeragan.jajan dan juga @cemilan.ndud yang berfokus ke jenis kue. Namun, untuk saat ini ia mengungkapkan lebih berfokus ke Djoeragan Jajan. Bisnis makanan ringan itu sudah dijalankan Fitri sejak pertengahan Juni 2021 dan dimulai dengan basreng. Dari hasil risetnya, saat pandemi produk itu menjadi salah satu makanan viral dan banyak dicari.
“Awalnya, namanya Djoeragan Basreng. Berganti nama menjadi Djoeragan Jajan karena menunya makin banyak dan lengkap. Sampai saat ini sudah ada 12 jenis jajanan yang tersedia. Seperti basreng, makaroni kering (makring), kulit pangsit (kulpi), mie lidi, kulit crispy, maklor (makaroni telor), dan yang terbaru sus coklat (suscol),” jabarnya.
Berjalan 2 tahun, kini Djoeragan Jajan bahkan sudah memiliki offline store di Jalan Nakula 2, No. 8B yang letaknya dekat dengan Kampus Udinus. Setiap bulan, usaha miliknya itu bisa meraup omset hingga 10-11 juta dari total keseluruhan penjualan secara online, offline, dan menerapkan sistem open reseller.
Perempuan yang hobi membaca itu menyebutkan 3 hal penting dalam mengelola bisnis, yaitu niat, strategi, dan tujuan. Dengan niat yang kuat, seorang wirausahawan tidak bisa mudah menyerah dalam mengembangkan bisnisnya.
“Hal ini diiringi dengan strategi yang baik untuk tau bagaimana cara untuk memanfaatkan peluang yang ada. Menentukan tujuan yang ingin dicapai akan membuat seorang entrepreneur lebih kompetitif dan terus berinovasi,” ujarnya.
Fitri juga mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir inovatif sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan persaingan yang tinggi di lapangan. Menurutnya, di zaman ini untuk menjual suatu produk yang ‘bagus’ saja tidak cukup.
“Diperlukan inovasi dan cara berpikir yang berbeda dengan kebanyakan orang untuk menghasilkan produk atau cara penjualan yang berbeda dan memiliki unique selling point serta harus lebih mencolok diantara produk pesaing.” tutupnya. (Humas Udinus/Ika. Foto: Dok. Pribadi)