Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) melalui Computer Science in Art and Culture (CSAC) ikut berperan mendukung program pemerintah mengembangkan pendidikan berbasis digital. Seperti inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI), salah dua inovasi itu adalah Gamelan Metaverse dan Virtual Museum.

Kedua inovasi milik dosen dan mahasiswa yang dikembangkan oleh tim CSAC Udinus nantinya akan ditampilkan dalam acara Pendayagunaan TIK tahun 2024. Kegiatan itu diinisiasi oleh Balai Pengembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pendidikan Dan Kebudayaan (BPTIK Dikbud) Provinsi Jawa Tengah. Menjadi salah satu program pemerintah untuk mengembangkan pendidikan berbasis digital.

Sebagai upaya menyukseskan Pendayagunaan TIK tahun 2024, dilakukan koordinasi yang ikut melibatkan lebih dari 51 peserta. Mereka terdiri dari Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Guru sekolah SMA/K dan sederajat serta SLB dari berbagai wilayah di Jateng.

Koordinasi dipimpin oleh Ketua Panitia dari BPTIK Dikbud Jateng, Sigid Hariadi. Dalam penjelasannya, ia menyampaikan tema yang diusung yaitu ‘Immersive Learning’. Tema itu diambil sebagai sebuah terobosan yang tepat dalam penyampaian konten pendidikan, seni dan budaya. Memanfaatkan teknologi AI juga akan dipadukan dengan teknologi Virtual Reality (VR).

“Nantinya peserta didik akan belajar dan mencari informasi secara aktif tanpa perlu dibatasi dengan lingkungan. Karena mereka bisa mendapatkan semua informasi di dalam lingkup VR yang akan kami kembangkan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kepala BPTIK Dikbud JATENG, Kristiawan Nurdianto, SKom., MKom., berharap adanya kerja sama antara akademisi dan pemerintah bisa terus ditingkatkan lagi. Supaya tercapainya transfer pengetahuan, keterampilan dan teknologi kepada para pemangku kepentingan di dunia pendidikan, khususnya sekolah-sekolah.

“Melalui koordinasi ini kami ingin kegiatan Pendayagunaan TIK dapat berjalan dengan baik. CSAC Udinus akan bisa memberikan perspektif dan wawasan baru kepada peserta pelatihan tentang pemanfaatan immersive learning untuk pendidikan, seni dan budaya,” imbuh Kristiawan Nurdianto.

Pelatihan

CSAC sebagai pusat pengembangan karya seni dan budaya berbasis generative AI pada kesempatan itu juga memberikan pelatihan. Pelatihan itu diberikan oleh Sekretaris CSAC: Dr. Arry Maulana Syarif, SS., MKom. Memberikan pemahaman terkait Immersive Learning Approach In Art And Culture. Dalam pemaparannya, ia membahas lebih dalam sistem pembelajaran immersive learning yang akan diangkat sebagai tema acara.

“Immersive learning merupakan bentuk metafora dari pengalaman hidup ke dalam format gim, dimana peserta didik dapat mengingat pembelajaran di dalamnya, menganalisis dan menilainya. Dengan memberikan simulasi lingkungan seperti di kehidupan nyata kepada peserta didik,” terangnya.

“Gamelan Metaverse yang merupakan salah satu hasil penelitian dari CSAC adalah contoh produk immersive learning berbasis VR. Menyimulasikan kehidupan nyata dunia gamelan ke dalam dunia virtual sehingga memungkinkan user bersosialisasi dan berinteraksi langsung,” imbuh Arry Maulana. (Humas Udinus/Haris. Foto: Dok. CSAC Udinus)