Ahmad Thoriq Mubarok – Mahasiswa Program Sarjana Teknik Biomedis Udinus

Bidang kesehatan juga memerlukan bagian yang ahli dalam mendesain, untuk dapat mendesain produk alat kesehatan yang tepat. Bagian inilah yang sedang ditekuni oleh Ahmad Thoriq Mubarok, seorang mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Program Sarjana Teknik Biomedis Angkatan 2021, yaitu medical designer. Bagi mahasiswa yang akrab disapa ‘Thoriq’ itu, mendalami bidang ini merupakan salah satu hal yang dapat ia lakukan untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas  dalam bidang kesehatan.

“Sekarang ini, banyak teknologi di bidang kesehatan yang masih diimpor di luar negeri. Hal ini kemudian menumbuhkan rasa ketertarikan saya dalam menekuni bidang tersebut,” ungkapnya mengenai alasan ketertarikannya dalam bidang desain kesehatan.

Sebagai seseorang yang juga terampil dalam bidang 3D desain, Thoriq menyebutkan keterampilannya yang satu itu membantunya dalam memvisualisasikan ide-ide kompleks. Hasilnya, akan tercipta prototipe yang realistis. Dengan minat dan keterampilannya yang satu ini, laki-laki kelahiran Cirebon itu pernah terlibat beberapa proyek. Baik dari dalam kampus, maupun luar kampus.

Terlibat di Berbagai Proyek

Pada semester 5, ia berhasil mengikuti magang di Integrated Digital Design (iDIG) Laboratory Surabaya. Dalam program magang ini, terdapat beberapa proyek yang ia kerjakan. Salah satu di antaranya ialah Manekin Cranioplasty. Projek ini dilakukan dari tahap desain hingga pembuatan prototype. Didesain menggunakan aplikasi blender dan 3 Matic, produk ini memanfaatkan teknologi 3D printing.

“Alat ini berfungsi untuk preoperative para dokter dalam melakukan tindakan. Kami melakukan wawancara dengan dokter spesialis bedah saraf RSUA Surabaya.  Proyek dimulai dari melakukan desain awal dan menentukan bentuk manekin dan ergonomis yang dapat memudahkan pengguna. Setelah fix, dilakukan print menggunakan 3D print untuk bagian tengkoraknya, sedangkan bagian otaknya terdiri dari silikon. Setelah semua bagian siap, langkah selanjutnya ialah pembuatan implant,” ujarnya.

Projek lain yang ia kerjakan antara lain pembuatan alat bedah, manekin katarak, pembuatan alat bedah. Ada juga alat prostetik kaki palsu dan tangan palsu. Sementara itu, projek yang sudah dikerjakan oleh laki-laki kelahiran 2003 di dalam kampus antara lain spirometer, phantom, dan segmentasi sederhana menggunakan aplikasi matlab.

“Saya juga sempat mengerjakan proyek di luar bidang teknologi kesehatan. Contohnya mendesain sensor dan box kapal, membuat hammer dan tusukan dari senapan air, hingga membuat prototype toilet urinoir,” lanjutnya.

Mahasiswa yang tergabung dalam Dinus Innovation Design Community (DID.CO) dan Pers Kampus Wartadinus itu mengaku proyek-proyek yang ia kerjakan tak lepas dari dukungan dosen Fakultas Teknik (FT) karena dosen selalu melibatkan mahasiswa dalam proyek. Ia juga berpesan pada teman-teman mahasiswa yang tertarik menekuni bidang desain produk kesehatan untuk selalu riset tentang permasalahan yang ada.

“Pelajari anatomi dan perangkat desain 3D. Selalu kepo dan mengikuti permasalahan yang ada di bidang teknologi kesehatan untuk dapat menciptakan inovasi,” tutupnya. (Humas Udinus/Ika. Foto: Dok. Pribadi)