Teknologi Komputasi Kuantum ilmu yang tergolong baru di Indonesia, kini terus didalami dan diajarkan kepada seluruh mahasiswa hingga dosen di  Universitas Dian Nuswantoro (Udinus).  Pendalaman tentang ilmu tersebut itu dituangkan dalam sebuah seminar bernama Indonesian Quantum Technology Initiative (IQTI) #2.

Di Indonesia sendiri, tren itu kini mulai menanjak dan beberapa perguruan tinggi di Indonesia kini telah mulai mempelajarinya. Seminar yang diinisiasi oleh Research Center for Materials Informatics Udinus, mengajak para dosen dan mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Komputer untuk membedah teknologi yang masih awam di Indonesia.

Pada kesempatan itu membedah mulai dari  penjelasan mendalam mengenai Komputasi Kuantum, perkembangan, fungsi hingga penerapannya. Saat ini, metode itu mampu memecahkan masalah kompleks lebih cepat daripada komputer klasik.

Wakil Rektor I Bidang Akademik Udinus, Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si., mengatakan bahwa Komputasi Kuantum merupakan hal baru. Pada dasarnya, metode ini terdiri dari aspek ilmu komputer, fisika, dan matematika yang memanfaatkan mekanika Kuantum. Tentang materi mengenai teknologi tersebut telah diuji coba pada perkuliahan reguler di Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Udinus selama satu semester.

“Dengan pertumbuhan yang sangat cepat, teknologi itu dapat digunakan untuk memecahkan masalah optimasi dengan lebih baik,” ungkap Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si.

Penelitian tentang Komputasi Kuantum mencakup pada pengembangan aplikasi dan perangkat keras. Hal itu dikarenakan Komputer tersebut memanfaatkan fenomena superposisi.

“Kami melihat pada Proses kerjanya, komputer Kuantum bekerja sangat berbeda dengan komputer klasik. Jika komputer regular menggunakan bit dalam keadaan 0 atau 1, komputer kuantum memanfaatkan qubit yang bisa berupa 0, 1, atau keduanya sekaligus,” jelasnya.

Pakar Teknologi Kuantum Institut Teknologi Bandung, Prof. Ir. Hermawan Kresno Dipojono, MSEE, Ph.D., turut hadir dan memberikan pandangannya mengenai perkembangan teknologi Kuantum di Indonesia. Menurutnya, Indonesia akan mengikuti dan terbawa tren global. Indonesia pun kini telah mempersiapkan diri dan berharap pemerintah dapat berinvestasi untuk penguasaan teknologi tersebut.

Saat ini, belum banyak masyarakat Indonesia yang mendalami tentang teknologi komputasi Kuantum.  Ia pun mengapresiasi langkah Udinus yang telah menyelenggarakan seminar yang mendalami tentang Komputasi tersebut.

“melihat dari market di Indonesia yang besar, ke depan perusahaan-perusahaan besar akan masuk dan membawa ekosistem teknologi Komputasi Kuantum ke negara ini.  Udinus pun telah mengambil langkah yang baik dalam mendalami teknologi itu dan mempopulerkannya,” ungkapnya.

Kenalkan Komputasi Kuantum

Seminar tentang Komputasi Kuantum diadakan di Ruang Teater Gedung I lantai 6 dan diselenggarakan selama dua hari pada 30-31 Mei 2024.  Pada kegiatan tersebut selain  Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si., dan Prof. Ir. Hermawan Kresno Dipojono, MSEE, Ph.D., yang memberikan paparan, terdapat narasumber lainnya yang merupakan dosen Udinus. Mereka yakni Dr. T. Sutojo, S.Si., M.Kom., Dr. M. Akrom, M.Si., dan Dr. Muljono, S.Si., M.Kom,. Para peserta juga akan mendapatkan pembelajaran mesin Kuantum dan klasik secara langsung dari ahlinya.

Seminar IQTI tentang teknologi yang terbilang baru itu, menjadi langkah nyata Udinus untuk turut serta dalam pengembangan teknologi terbaru di Indonesia. Kegiatan tersebut juga menjadi wadah kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam riset dan pengembangan teknologi Kuantum sesuai yang disampaikan Rektor Udinus, Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom., dalam sambutannya.

“Kami berharap dapat mendorong lebih banyak penelitian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia yang ahli di bidang teknologi itu. IQTI dapat menjadi motor penggerak yang kuat dalam pengembangan teknologi di Indonesia. Nantinya kita dapat sejajar dengan negara-negara maju dalam bidang ini,” harap Rektor Udinus.