Jadi Wirausahawan, Abbel Dorong Mahasiswa Berani Ambil Peluang; Kalau Bisa Sukses di Usia Muda, Kenapa Harus Ditunda?

[Sassy_Social_Share]

Jadi Wirausahawan, Abbel Dorong Mahasiswa Berani Ambil Peluang; Kalau Bisa Sukses di Usia Muda, Kenapa Harus Ditunda?

[Sassy_Social_Share]

Setelah lulus dari Program Sarjana Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) pada tahun 2015, Abbelya Desyanidha Yasena memulai kariernya di PT Gudang Garam, TBK tepatnya pada divisi Accounting and Finance. Pertama kalinya ia ditempatkan di kantor cabang Solo. Kemudian, pada tahun 2018 ia dimutasi ke Semarang.

Selama berkarir di divisi accounting and finance, wanita yang akrab disapa ‘Abbel’ itu tak lepas dari berkutat dengan keuangan dan laporan. Di antaranya ialah mengatur kas kecil dan kas besar.

“Selain itu juga membuat budgeting bulanan dan tahunan, melaporkan pajak, membayar tagihan ke vendor, serta memastikan semua financial report clear dan balance,” lanjutnya.

Dikaruniai anak pertama pada tahun 2021, wanita kelahiran tahun 1992 itu memutuskan pensiun dini untuk fokus mengurus sang anak. Setelah beberapa bulan, ia kembali memulai kesibukan baru dengan berwirausaha dan di awal sebagai distributor usaha furnitur milik salah seorang temannya. Inilah yang menjadi cikal bakal ketertarikannya mempelajari furnitur.

“Akhirnya bulan November 2022 saya mulai membuat brand saya sendiri yaitu ‘Sakhayu’ di bidang yang sama, furnitur,” ungkapnya.

Perjalanan Mengelola Usaha

Dalam menjalankan bisnis furniturnya, Abbel mengaku banyak sekali tantangan yang dihadapi. Banyak ‘bagaimana’ yang harus ia pikirkan. Contohnya, bagaimana cara menciptakan produk berkualitas tetapi target harga juga terjangkau. Bagaimana memastikan target market agar tidak salah sasaran. Bagaimana cara agar customer puas dengan produk yang dijual. Hingga bagaimana menciptakan produk yang unik dan terus mengikuti zaman agar dapat selalu bersaing.

Tidak hanya itu, ia juga mengungkapkan harus selalu memperhatikan kesejahteraan pegawai. Apakah gaji dan tunjangan yang diberikan sudah sesuai, serta bagaimana terus dapat mengembangkan kinerja dan ilmu pegawai.

“Karena menurut saya, SDM ialah aset yang sangat penting dalam berwirausaha. Kelangsungan dan kemajuan usaha tergantung pada SDM di dalamnya,” tegasnya.

Brand miliknya kini beroperasinya secara online dan offline. Pengirimannya dapat menjangkau seluruh Indonesia. Supaya maksimal, penting baginya selalu melihat tren pasar untuk menentukan barang apa yang akan laris di pasaran. Di perusahaannya menerima custom model furnitur yang diinginkan konsumen.

Ilmu yang ia dapat selama berkuliah di Udinus turut ia terapkan dan membantunya mengerjakan tugas-tugas dalam perjalanan kariernya. Salah satunya adalah akuntansi biaya.

“Menentukan harga pokok, harga jual, menghitung nilai aset, cashflow, membuat laporan keuangan. Selain itu, bagaimana saya melihat tren pasar dipelajari di manajemen, ada pula pengambilan keputusan yang efisien dan efektif, hingga kepuasan pelanggan. Semua ilmu dasar itu saya dapatkan ketika kuliah S-1 Akuntansi Udinus,” jabarnya.

Dalam menjalankan bisnisnya, ia menyebutkan hal yang harus dimiliki ialah tidak pantang menyerah. Perlu menyiapkan tekad dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya.

“Sebesar apa pun suatu bisnis, pasti sudah beribu kali melewati kegagalan. Dari kegagalan itulah kita bisa terus belajar dan berkembang. Jangan mudah merasa puas dan terus berdayakan diri untuk belajar,” ujarnya.

Ia juga mengajak seluruh teman-teman mahasiswa yang saat ini masih belajar untuk tidak menyia-nyiakan waktu muda. Timba ilmu sebanyak-banyaknya dan jadikan hobi untuk menghasilkan uang. Kemauan harus dilandasi tekad yang bulat dan harus berani mengambil peluang.

“Wirausahawan sejati menciptakan peluang kerja, sedangkan wirausahawan biasa menunggu peluang kerja. Sukses tidak perlu menunggu tua. Kalau bisa sukses di usia muda, kenapa harus ditunda?” nasihat wanita yang hobi membaca buku, kuliner, traveling, dan renang itu.

Ke depannya, ia menargetkan pangsa pasar yang lebih luas lagi dan meningkatkan penjualan secara merata ke seluruh Indonesia. (Humas Udinus/Ika. Foto: Dok. Pribadi