Hari Buku Nasional menjadi momentum penting untuk meningkatkan minat dan kecintaan terhadap budaya membaca. Ikut serta memeriahkan peringatan tersebut, UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) atau yang akrab disebut ‘Dinuslib’ gelar Festival Hari Buku Nasional. Kegiatan itu digelar pada Jumat, 17 Mei 2024.

Tema yang diusung dalam agenda tersebut ialah ‘Menghubungkan Generasi Lewat Buku dan Teknologi’. Ini merupakan upaya dari Dinuslib untuk memperkuat budaya membaca. Terutama, di kalangan civitas academica Udinus. Hal itu dijelaskan oleh Koordinator UPT Perpustakaan Udinus, Patricia Ikaria R.

“Perpustakaan Udinus sebagai lembaga yang berkomitmen memajukan pengetahuan. Melalui festival ini menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman dalam dunia literasi. Terutama dengan adaptasi terhadap perubahan teknologi,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan festival tersebut berlangsung secara online. Terdapat 3 agenda yang menjadi serangkaian kegiatan dalam perayaan tersebut. Ketiga agenda itu ialah buku selfie challenge, free drink, serta sharing dan diskusi buku.

Pada buku selfie challenge, mahasiswa ditantang untuk foto selfie dengan buku favorit mereka yang ada di perpustakaan. Kemudian, peserta akan mengunggah foto tersebut di instagram dan menandai akun instagram @dinuslib. Ada hadiah berupa uang tunai pemenang.

“Selanjutnya juga ada free drink. Di peringatan Hari Buku Nasional, kami menyediakan minuman gratis untuk Dinusian yang ke perpustakaan. Ada juga sharing dan diskusi buku via live Instagram. Teknisnya, kamu mengadakan sharing dan diskusi buku bacaan dengan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang,” jabarnya.

Sesi Sharing dan Diskusi

Dalam sesi sharing dan diskusi, narasumber melakukan sharing tentang buku yang ditulis ataupun bacaan favorit mereka. Ada empat narasumber yang dihadirkan. Di antaranya, Sita. R. Saputra, penulis buku yang berbincang tentang bukunya yakni ‘Surat Eyangti’. Annisa Rachmatika, Dosen FTV Udinus yang sharing tentang buku favoritnya berjudul ‘Perempuan dan Perburuan Penyihir’ karya Silvia Federinci.

Ada  pula Ivone Margiati, Pendiri Taman Baca Masyarakat yang berbincang buku favoritnya berjudul ‘Merayakan Kegagalan’ karya Fitriyani Syahrir. Terakhir, ada Nikolaus Rendi P. Hadi, penulis buku yang berbincang tentang bukunya berjudul ‘Serba-Serbi Bahasa Indonesia di Era 4.0’.

Ia menyebutkan, lewat festival ini sebagai upaya menciptakan forum terbuka untuk sharing dan diskusi buku. Selain itu, juga dapat menginspirasi semangat membaca mahasiswa.

“Semoga dapat menginspirasi Dinusian, meningkatkan semangat membaca, sehingga bisa tercipta komunitas yang lekat dengan dunia literasi,” tutupnya. (Humas Udinus/Ika. Illustrasi: Dinuslib)