Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) melalui Fakultas Kesehatan (FKes) menggelar acara ‘Guest Lecturer’ dengan tema ‘Artificial Intelligence in Health Ecosystem’, pada Sabtu (08/05/2024) kemarin. Pada kesempatan itu menghadirkan Prof. Dr. Shabbir Syed-Abdul selaku Graduate Institua Taipei Medical University (TMU), Taiwan membagi wawasan terkait kecerdasan buatan dan pelayanan kesehatan digital.

Kegiatan tersebut berlokasi di Ruang Rapat gedung H lantai 1 Udinus. Diikuti oleh puluhan dosen dan juga mahasiswa, kegiatan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diikuti khusus oleh dosen Udinus dari FKes, Fakultas Ilmu Komputer (FIK), Fakultas Kedokteran (FK), dan Fakultas Teknik (FT). Dilanjutkan dengan kuliah umum yang diikuti oleh mahasiswa dari beberapa fakultas tersebut. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Dekan FKes Udinus, Enny Rachmani, SKM., M.Kom., Ph.D.

Dijelaskan dalam sambutan oleh Dekan FKes Udinus, menurutnya tema yang diangkat sangat penting bagi untuk sektor kesehatan saat ini. Pasalnya, usai pandemi Covid-19, sektor tersebut mengalami perubahan yang luar biasa. Pakar dan juga ahli di dunia kesehatan dipaksa untuk bertransformasi dan mengikuti perkembangan teknologi.

“Banyak hal baru di bidang kesehatan yang berkembang pesat di seluruh penjuru dunia, termasuk di Taiwan. Dengan begitu kami mendatangkan ahli dari sana untuk memberikan wawasan baru yang bisa mengembangkan sektor kesehatan di tanah air,” ungkap Guru Besar TMU.

Lebih lanjut, peserta yang hadir merupakan dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam penelitian di bidang teknologi kesehatan. “Adanya kolaborasi antar fakultas sangat penting agar Udinus mampu menghasilkan karya yang berkualitas. Melalui guest lecturer ini kami berharap karya-karya itu bisa berkembang dan diakui hingga tingkat internasional,” tambah Enny.

Peran AI Untuk Pelayanan Kesehatan

Prof. Shabbir yang juga merupakan lulusan di bidang Informatika Biomedis tersebut, kini fokus mengembangkan penggunaan AI pada pelayanan kesehatan. Usai sesi pertama, Prof. Shabbir kagum dengan ide-ide inovatif dari dosen Udinus.

“Namun, penting untuk memahami bahwa produk teknologi di bidang kesehatan harus melalui beberapa tahapan uji coba. Untuk nantinya mendapatkan lisensi sesuai ketentuan yang karena akan diadopsi oleh masyarakat. Karena akan berhubungan dengan jiwa dan nyawa,” jelasnya.

Guru Besar dari TMU itu juga menekankan pentingnya memanfaatkan perkembangan komputer dan kecerdasan buatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Hal itu juga sudah dimanfaatkan dengan baik oleh negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang.

“Kesehatan digital ini juga sudah mulai bermunculan, terutama setelah pandemi covid-19. Alat atau aplikasi yang menangani penyakit kronis dan kebutuhan jangka panjang sangat diperlukan saat ini,” imbuh Prof. Shabbir.

Prof. Shabbir juga mendorong mahasiswa Udinus untuk fokus pada penelitian yang berguna dan bermakna. Penelitian harus bisa membantu masyarakat dengan tetap memiliki biaya yang sesuai.

“Jika penelitian tidak relevan, maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat” tutupnya. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)