Lima mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) ciptakan inovasi terbaru bernama Karamba Jaring Apung (KJA) Portable dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT).

Alat bertenaga surya itu dirancang untuk meningkatkan produktivitas nelayan, hasil panen, hingga mengurangi pencemaran air di waduk Wadaslintang. Inovasi ini merupakan kolaborasi antara tiga fakultas yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Kesehatan (FKes), dan Fakultas Teknik (FT).

Diketuai Mahasiswa Program Sarjana Manajemen, Fadia Zulfa Kanaya. Dengan keempat anggotanya yakni Mahasiswa Program Sarjana Teknik Elektro, Tatagh Herawan Santoso, Wifaqul Azmi Al Khoida, dan Dimas Permadi Bagas Kara, serta Mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, Faiz Afrizal Adisaputra. Pengembangannya alat ini di bawah bimbingan Dr. Rindra Yusianto, S.Kom., M.T.

Fadia Zulfa Kanaya, ketua tim, menjelaskan inovasinya lahir dari pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) Kemendikbud Ristek 2024. Pengembangan berawal dari masalah yang dihadapi Kelompok Nelayan Widosiger di Desa Erorejo Kabupaten Wonosobo. Yakni adanya pencemaran air dan kematian massal ikan ketika menggunakan KJA konvensional.

“Penggunaan KJA konvensional terbukti masih belum optimal untuk melakukan budidaya ikan. Karena pencemaran air karena pakan ikan yang tidak teratur dan berlebihan di dasar waduk masih sering terjadi,” ungkapnya.

Inovasi IoT Mahasiswa Udinus Tingkatkan Produktivitas Nelayan di Waduk Wadaslintang
ILUSTRASI ALAT: Gambar Inovasi IoT Mahasiswa Udinus yang digunakan untuk tingkatkan produktivitas nelayan di Waduk Wadaslintang

Sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut, KJA dirancang secara portabel dengan berbasis IoT dan memanfaatkan energi matahari. Alat itu juga dilengkapi dengan detektor Alga Hijau (Chorella), untuk memungkinkan KJA Portable secara otomatis bergerak ke area waduk dengan kandungan alga hijau yang tinggi.

“Dengan begini nelayan tidak perlu memberikan pakan secara manual di tengah-tengah waduk. Kami juga merancang agar inovasi ini bisa dikendalikan jarak jauh oleh nelayan melalui smartphone,” tambah Fadia.

Dukungan Pemerintah

Sekretaris Dinas, Sidik Widagdo, berharap praktik budidaya perikanan air tawar di Wonosobo akan lebih efektif dan efisien. Dapat mendukung pengembangan agrowisata berkelanjutan di kawasan Waduk Wadaslintang.

“Teknologi ini tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas tetapi juga memperhatikan dampak lingkungan yang lebih baik. Semoga mampu menjadikan kawasan Waduk Wadaslintang sebagai salah satu science techno-park unggulan di Jawa Tengah pada tahun 2030,” harapnya.

Inovasi tersebut juga didukung penuh oleh Dispaperkan Kabupaten Wonosobo. Lebih lanjut, Kepala Bidang Perikanan Dispaperkan Kabupaten Wonosobo, Farida Hidayati Estiningtyas menekankan pentingnya inovasi ini, khususnya bagi mata pencaharian masyarakat sekitar Waduk. Masalah pencemaran air juga dapat di minimalisir, sehingga kualitas air dan ekosistem perairan akan lebih terjaga, serta tangkapan nelayan bisa meningkat.

“Teknologi ini diharapkan bisa menjadi alternatif solusi KJA konvensional yang sudah mulai over kapasitas. Jadi, menekankan pada peningkatan aspek produksi dan kualitas panen, tidak lagi jumlah benih yang ditebar,” tutup Farida. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)