Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) memanfaatkan Pameran Abhirama yang digelar oleh Museum Ranggawarsita untuk memamerkan inovasi terbarunya, Virtual Museum. Inovasi itu berbasis teknologi Virtual Reality (VR) dan dirancang sebagai sarana pembelajaran terbaru bagi para pengunjung museum.

Tim Computer Science in Art and Culture (CSAC) Udinus sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait proyek ini. Virtual Museum nantinya akan menampilkan berbagai benda bersejarah dari Museum Ranggawarsita yang berlokasi di Jawa Tengah. Rencananya, lebih dari 60 ribu koleksi benda bersejarah akan di digitalisasi oleh Udinus. Pada tahun pertama, dimulai dengan digitalisasi 700 benda sejarah dan saat ini prosesnya telah mencapai sekitar 10 persen.

Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIK) sekaligus peneliti CSAC dalam proyek digitalisasi dan pengembangan Virtual Museum, Dr. Ahmad Zainul Fanani, S.Si, M.Kom, menjelaskan bahwa inovasi Virtual Museum dari Udinus ini memiliki akurasi lebih dari 90 persen.

“Proses digitalisasi tersebut menggunakan berbagai teknik pengambilan gambar, seperti Image Processing, 3D Construction, Photogrammetry, hingga VR. Berbagai teknik ini diharapkan dapat menghasilkan objek gambar yang berkualitas tinggi dan presisi tinggi,” terangnya.

“Tidak hanya digitaliasi saja, tapi benda-benda sejarah yang saat ini mengalami kerusakan di beberapa bagian dapat ditampilkan kembali secara utuh dalam bentuk 3D. Yakni melalui teknik 3D Construction dan Photogrammetry,” imbuhnya.

Perancangan Virtual Museum sejauh ini ditangani langsung oleh tim CSAC Udinus. Bekerja sama dengan Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi (BPTIK) Jawa Tengah.

“Harapannya inovasi ini dapat menjadi media belajar bagi pelajar maupun masyarakat umum. Sehingga benda-benda sejarah tersebut dapat terdokumentasikan dengan baik. Kami juga menggandeng Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Museum Ranggawarsito untuk bekerja sama menyempurnakan inovasi ini,” tegas Wakil Dekan FIK Udinus.

Digitalisasi benda bersejarah

Pameran Abhirama diikuti oleh 17 peserta, sebagian besar merupakan museum dari seluruh Indonesia. Pameran dimulai dari Rabu-Minggu, 12-16 Juni 2024. Dalam pameran tersebut, Udinus bersama BPTIK Jateng menampilkan beberapa inovasi lain seperti VR Borobudur, Robot Gamelan Sekar Nuswantoro, hingga E-Gamelan Udinus.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah, S.Pd., M.Pd., turut mencoba Virtual Museum yang masih dalam tahap pengembangan. Ia memberikan apresiasi atas inovasi Udinus dalam melestarikan benda-benda sejarah di Indonesia, khususnya di Museum Ranggawarsita. Menurutnya, Virtual Museum itu merupakan penemuan teknologi yang luar biasa.

“Inovasi ini memang bisa menjadi media pembelajaran bagi para siswa. Pengunjung yang belum dapat hadir di museum, dapat mengenal benda-benda sejarah di dalam museum secara cepat. Teknologi ini juga menghasilkan gambar yang sangat presisi dan mampu menarik minat masyarakat untuk kembali mendalami sejarah Nusantara,” tutupnya.

Dengan adanya Virtual Museum, diharapkan minat masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia dapat meningkat. Serta menjadi upaya Udinus dalam memberikan kontribusi positif dalam bidang pendidikan dan pelestarian budaya. (Humas Udinus/Alex. Foto: Humas Udinus)