Kelompok Himpunan Mahasiswa Kesehatan Lingkungan (HM Kesling) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) telah meluncurkan inovasi berupa alat Banjir Rob Early Warning System (REWS). Alat tersebut dirancang untuk memberikan peringatan dini terhadap potensi banjir rob kepada masyarakat, dipasang di RW 16 Kampung Tambak Lorok, Kelurahan Tanjung Mas.

Alat tersebut merupakan luaran dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPKO) yang dikerjakan oleh 15 mahasiswa Udinus. Setelah melakukan survei, ditemukan bahwa kampung yang berlokasi di Kecamatan Semarang Utara itu merupakan kawasan pesisir yang kerap dilanda banjir rob.

Banjir rob disebabkan karena penurunan tanah yang mencapai 9cm per tahunnya atau dikenal dengan istilah subsidence. Akibatnya, banjir rob di wilayah tersebut dapat mencapai ketinggian lebih dari 60 cm dan menjadi ancaman utama bagi perekonomian masyarakat.

Pasalnya, Tambak Lorok dikenal sebagai wilayah pesisir dengan potensi besar dalam produksi hasil laut dan menjadi sumber ekonomi utama warga setempat. Untuk memulihkan perekonomian tersebut, tim PPKO HM Keslim memberikan alat REWS sebagai langkah awal dalam upaya mitigasi bencana.

Seperti yang disampaikan Ketua Tim PPKO, Marsha Alvina Damayanti, alat REWS dapat digunakan dengan mudah karena bisa dipantau melalui website bernama sensorku.id. Website itu dapat diakses melalui smartphone maupun komputer untuk melihat situasi ketinggian air.

“Selain bisa dipantau, alat ini juga dilengkapi dengan sirine yang akan berbunyi secara otomatis ketika ketinggian aris sudah melewati batas wajar. Untuk pengoperasiannya, REWS sudah memanfaatkan panel surya sehingga lebih hemat energi,” terangnya.

“Kami berharap alat ini dapat memberikan peringatan dini kepada masyarakat Tambak Lorok sehingga risiko serta dampak dari banjir rob bisa diminimalisir. Kedepan alat ini bisa diupdate untuk mendeteksi tsunami,” lanjut Marsha.

Kerja Sama dengan Mitra

Dalam pelaksanaannya, Tim PPKO HM Kesling Udinus juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang.

Dosen pendamping, Dr. Drs. Slamet Isworo, M.Kes., menambahkan bahwa kerja sama diharapkan dapat terus berlanjut dan berkembang. Harpannya, teknologi peringatan dini dapat terintegrasi dalam sistem mitigasi bencana sehingga masyarakat pesisir memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap ancaman banjir rob.

“Dengan alat ini masyarakat akan lebih siap menghadapi potensi bencana dan mampu melakukan tindakan preventif yang efektif. Inovasi ini merupakan bagian dari komitmen Udinus dalam mendukung masyarakat di berbagai wilayah melalui solusi berbasis teknologi, termasuk di bagian pesisir,” tutupnya. (Humas Udinus/Alex. Foto: Humas Udinus)