Bagi mahasiswi Program Sarjana Bahasa Inggris Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) bernama lengkap Evi Yuli Ana, bermain catur bak memecahkan teka-teki. Itulah yang membuatnya melihat cabang olahraga itu sebagai sesuatu hal yang menarik. Catur membantunya menstimulasi otak, melatih kemampuan memecahkan masalah yang sangat berguna dalam kehidupan.

Sudah banyak raihan prestasi yang dicapai gadis yang akrab disapa ‘Evi’. Di antaranya, peraih Medali Emas POMNAS Kalsel 2023 Kategori Catur Perorangan Kilat Putri  dan Medali Emas Asean University Games Kategori Beregu Klasik Putri 2024. Baru-baru ini, pada Olimpiade Catur 2024 yang digelar di Budapest, Hongaria, dirinya berhasil meraih gelar prestisius ‘Women FIDE Master’ (WFM) dengan total 8,5 poin dari 11 babak pertandingan. 

Gadis kelahiran 2002 itu menuturkan persiapan yang ia lakukan untuk Olimpiade tersebut lebih keras dan besar daripada pertandingan-pertandingan sebelumnya. “Selain latihan mandiri, saya juga mengikuti persiapan TC (Training Center) yang dipusatkan di SCUA (Sekolah Catur Utut Adianto) Bekasi selama kurang lebih 1,5 bulan sebelum keberangkatan,” lanjutnya.

Ungkapnya, hal yang harus diperhatikan dalam bermain catur adalah ketelitian dan kesabaran. Selain itu, harus memiliki kemampuan problem solving karena ketepatan setiap langkah menentukan akhir pertandingan.

“Dalam permainan catur perlu adanya strategi untuk mengalahkan lawan. Tanpa strategi, permainan akan seperti terombang-ambing di tengah lautan tanpa tahu arah,” ujarnya.

Motivasi Evi Terus Bermain Catur

Ketertarikannya dengan catur sudah muncul sejak dirinya masih kecil. Bahkan sebelum bersekolah, Evi sudah diperkenalkan dengan cabang olahraga tersebut oleh almarhum ayah.

“Melihat almarhum ayah bermain catur, lama-lama saya mulai tertarik. Motivasi saya untuk terus bermain catur adalah menjadikannya sebagai jembatan masa depan saya dengan terus berprestasi,” jelasnya.

Meskipun jadwalnya padat dengan latihan, gadis kelahiran Sukorejo itu tidak lantas mengabaikan kuliahnya. Evi terus belajar dan mengupayakan dapat membagi waktu dengan baik.

“Saya mengatasi hal tersebut dengan membuat jadwal. Saya telah membuat jadwal dan sangat berusaha untuk disiplin mematuhi jadwal yang saya buat sendiri. Saya menentukan waktu kapan saya harus belajar, berlatih, dan hal lain seperti entertainment atau olahraga,” jabarnya.

Ke depannya, ia berharap dapat mempertahankan bahkan meningkatkan prestasinya. Juga meningkatkan kemampuan dan dapat merepresentasikan gelar Women FIDE Master yang baru-baru ini ia raih.

“Jangan takut untuk mencoba dan memulai hal baru. Jangan takut untuk struggle di masa muda karena masa muda memang waktunya untuk berjuang. Berprestasi bukan menghalangi akademik, justru untuk mendukung akademik di kemudian hari. Ayo berprestasi!” tutupnya dengan mengajak generasi muda untuk berjuang di masa muda. (Humas Udinus/Ika. Foto: Humas Udinus)