Kuliah umum bertema ‘Membangun Ekosistem Technopreneur dengan Kepemimpinan Visioner’ digelar oleh Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Kegiatan itu menghadirkan dua narasumber ahli, Rektor Udinus, Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom., dan Penjabat Wali Kota Kediri Dr. Ir. Zanariah, M.Si.
Kegiatan tersebut digelar oleh Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) Udinus Kediri, pada Kamis (10/10/2024).
Pada paparannya, Rektor Udinus, menekankan adanya perubahan zaman yang harus diperhatikan oleh generasi muda untuk mendapat peluang bisnis baru. Saat ini hanya bermodalkan kamera ataupun smartphone, bisa mendapat menghasilkan miliaran rupiah melalui platform YouTube, TikTok, maupun Instagram.
“Platform tersebut bisa dikenal sebagai media sosial, ketika dimanfaatkan dengan kreativitas yang baik maka bisa menjadi peluang untuk terkenal. Revenue atau penghasilan bisa didapatkan melalui endorse maupun iklan yang disediakan platform tersebut,” ujar Guru Besar dibidang Technopreneurship itu.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Edi juga mengingatkan mahasiswa untuk tidak terjerumus dengan berbagai hal ilegal di media sosial. Seperti terjerat investasi bodong ataupun judi online, yang akhir-akhir ini menjadi isu yang sering naik di media.
“Semua usaha harus dijalankan dengan kerja keras dan tidak ada jalan pintas seperti investasi bodong dan judi online. Pasalnya semua itu sudah diatur oleh badar melalui algoritma mereka, selain itu jejak digital melakukan hal ilegal di internet akan mencemarkan nama baik,” tegas Rektor Udinus.
Kuliah umum itu dihadiri oleh 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa, ormawa, dan RPL. Pada kesempatan itu hadir juga Yakni Ketua Umum Yayasan Dian Nuswantoro Tri Rustanti, S.E., M.M., Direktur Udinus Kediri Dr. Drs. Abdul Syukur, M.M., Koordinator Operasional Udinus Kediri Dr. Didik Hermanto, S.T., M.Pd., Kepala Bappeda Chevy Ning Suyudi, ST., MT., Kepala Dinas Pendidikan Moh. Anang Kurniawan, S., STP. MM., Kepala BKPSDM Ir. Un Achmad Nurdin, MM..
Peluang Bagi Gen-Z
Pada materi berikutnya, PJ Wali Kota Kediri juga mengungkapkan maraknya pembahasan tentang karakter Gen-Z yang negatif. Gen-Z sering dianggap kurang bisa mengharga norma dan struktur sosial pada organisasi kerja, terkesan manja, lemah dan banyak mau.
“Meski begitu, mereka memiliki keuntungan mengenal dunia digital sejak kecil atau yang biasa disebut digital natives. Ketika ditanamkan mindset yang tepat, mereka akan lebih adaptif dan luwes dengan teknologi serta media sosial dan memiliki peluang besar menjadi digital leaders,” akunya.
Zanariah menjelaskan, untuk menjadi digital leaders saat ini, generation gap menjadi salah satu persoalan utama. Adanya perbedaan karakter dan preferensi tiap generasi akan menimbulkan terhambatnya komunikasi.
“Hambatan lain muncul di laju digitalisasi yang cukup pesat, arus informasi yang kuat, filter bubble dan echo camber, serta kurangnya pembiasaan membaca. Dari situasi itu, Gen-Z harus memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai, maka perlu bekal yang cukup bagi mereka untuk memimpin diri sendiri maupun organisasi dengan baik,” imbuhnya.
Pada akhir paparan, PJ Wali Kota Kediri berpesan kepada mahasiswa Udinus Kediri untuk terus menambah wawasan bahkan setelah lulus nantinya. Mahasiswa jangan takut berpikir kritis, dan jalin koneksi karena dapat memperluas perspektif serta memanfaatkan teknologi dengan baik.
“Saya berharap apa yang telah disampaikan pada kuliah umum kali ini bisa bermanfaat dan memotivasi semua mahasiswa Udinus Kediri. Apresiasi juga saya sampaikan kepada Udinus atas kesempatan yang diberikan kepada pemerintah untuk memberikan beasiswa kepada para ASN kami,” tutupnya.
Sebagai informasi, pada kesempatan itu terdapat 25 orang ASN dari pemerintah kediri yang mendapat beasiswa berkuliah di Udinus. PJ Wali kota berharap mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan bisa menyelesaikan kuliah untuk terus mengabdi di Kota Kediri. (Humas Udinus/Haris. Foto: Huma Udinus)