Musim hujan telah tiba, bersamaan dengan itu, masyarakat perlu waspada terhadap berbagai penyakit yang kerap muncul selama musim penghujan. Dokter sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), dr. Cynthia Arsita, M.Biomed., mengingatkan pentingnya kesadaran akan ancaman penyakit yang sering terjadi di musim hujan dan langkah pencegahannya.
Musim hujan menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Menurut dr. Cynthia, dengan kondisi seperti itu, beberapa penyakit yang sering muncul antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD), diare, leptospirosis, penyakit kulit, serta infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
“Beberapa penyakit ini muncul karena genangan air akibat hujan deras. Salah satunya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD. Musin hujan seperti ini secara tidak langsung meningkatkan jumlah genangan air,” jelas dr. Cynthia.
Ia juga menyebutkan bahwa diare menjadi ancaman serius akibat air yang tercemar. Banjir atau genangan air kotor seringkali mencemari sumber air bersih, sehingga meningkatkan risiko diare.
Selain itu, leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira juga harus menjadi perhatian khusus. Karena penyakit itu ditularkan melalui kontak langsung dengan air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi bakteri leptospira.
“Masyarakat harus berhati-hati saat berjalan atau beraktivitas di genangan air, terutama jika memiliki luka terbuka. Apabila tidak sengaja berjalan melewati genangan air, maka harus segera dibersihkan menggunakan air mengalir yang bersih dan sabun” ungkap dr. Cynthia.
Pencegahan untuk Kurangi Risiko
Mengapa musim hujan rawan penyakit? Pertanyaan itu kerap menjadi perhatian masyarakat luas. Musim hujan menciptakan kondisi yang ideal bagi mikroorganisme untuk berkembang biak. Udara yang lembab, genangan air, serta minimnya paparan sinar matahari menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan bakteri, virus, dan jamur dengan pesat.
Sering kali, sistem drainase yang buruk dapat mencemari air bersih, sehingga meningkatkan risiko penyakit seperti diare dan leptospirosis. dr. Cynthia menekankan pentingnya langkah pencegahan untuk mengurangi risiko penyakit-penyakit di saat musim hujan datang.
“Membersihkan lingkungan, menghindari genangan air, dan menjaga kebersihan diri sangat penting dilakukan. Saya juga menganjurkan agar masyarakat rutin membersihkan tempat penampungan air, menggunakan larvasida, dan memastikan kebersihan makanan serta minuman,” saran dr. Cynthia.
Untuk mencegah DBD, dr. Cynthia merekomendasikan program 3M: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat genangan air. Sementara dalam mencegah leptospirosis, ia menyarankan masyarakat untuk menggunakan pelindung seperti sepatu bot saat beraktivitas di area banjir.
“Jangan lupa segera membersihkan luka dengan antiseptic. Selain itu, Jika terjadi demam tinggi, jangan ragu untuk periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menghindari komplikasi serius,” tambahnya.
Pentingnya Edukasi Masyarakat
Selain menjaga kebersihan lingkungan, dr. Cynthia mengingatkan pentingnya edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Pemerintah dan fasilitas kesehatan memiliki peran besar dalam memberikan informasi terkait pencegahan penyakit musim hujan. Ia juga mendorong kampanye kebersihan dan pembagian larvasida sebagai langkah proaktif.
“Musim penghujan memang tak terhindarkan, namun dengan edukasi dan tindakan pencegahan yang tepat, risiko penyakit dapat diminimalkan. Mari bersama menjaga kebersihan dan kesehatan agar dapat melewati musim ini dengan aman dan sehat,” tutup dr. Cynthia. (Humas Udinus/Alex. Foto: Humas Udinus)