Keamanan data digital menjadi isu yang kian mendesak di era perkembangan teknologi yang semakin pesat. Bermula kepedulian pada permasalahan itu, Prof. Dr. Aris Marjuni, S.Si., M.Kom., mendapatkan gelar Guru Besar melalui bidang ilmu ‘Information Hiding and Image Watermarking’. Melalui bidang itu, Guru Besar terbaru Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Prof. Aris berkontribusi dalam mengedukasi pentingnya menjaga privasi dan integritas informasi.
Perjalanan akademik Guru Besar yang berada di payung Program Magister Ilmu Komputer (PMIK) Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Udinus itu dimulai sejak tahun 1994 sebagai dosen. Dalam kurun waktu hampir tiga dekade, perjalanannya sebagai dosen penuh dengan tantangan dan dedikasi. Serta motivasinya yang semangat melakukan penelitian untuk memajukan dunia pendidikan.
“Pada tahun 1996 saya mendapatkan jabatan fungsional Asisten Ahli. Kemudian di tahun 2003 saya mendapatkan jabatan fungsional Lektor Kepala, hingga 2021 mengantongi angka kredit 700 sebagai Lektor Kepala. Tiga tahun berselang, di tahun 2024 saya berhasil meraih jabatan fungsional tertinggi yaitu sebagai profesor,” ujar Prof. Aris saat ditemui tim Humas Udinus.
Pentingnya Information Hiding di Era Digital
Bidang Ilmu yang ditekuni oleh Prof. Aris berfokus pada teknik penyembunyian informasi khususnya dalam bentuk konten digital. Pemahaman itu bisa diimplementasikan secara individual maupun instansi dalam meningkatkan keamanan data mereka. Secara umum information hiding bertujuan menyembunyikan informasi yang sensitif, penting, atau rahasia supaya tidak mudah diakses atau diketahui oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab.
“Proses penyembunyian ini bisa dalam berbagai bentuk, seperti menyembunyikan sandi di balik foto kucing sehingga tidak menimbulkan kecurigaan. Sementara itu, image watermarking dihubungkan dengan otentikasi, seperti halnya tanda air pada mata uang kertas untuk membedakan yang asli dan palsu. Otentikasi konten digital dapat dilakukan secara tersembunyi agar tidak mengganggu tampilan visual konten digital itu sendiri,” terangnya.
Berbicara terkait relevansinya di era perkembangan teknologi, Prof. Aris mengungkapkan bahwa lalu lintas konten digital yang luar biasa padat saat ini, semakin mendorong perlunya information hiding untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Hal seperti pencurian data melalui malware dengan aplikasi palsu yang tersembunyi di balik aplikasi lain marak di platform komunikasi digital. Pemahaman akan teknik ini tidak hanya penting untuk para ahli teknologi saja, melainkan juga bagi masyarakat umum agar privasi mereka terlindungi. Jadi sebelum mengakses aplikasi apapun, atau mengirimkan data ke pihak lain, penting untuk memastikan keamanan dan privasi data bisa terjamin,” tegas Prof. Aris.
Prof. Aris juga menyampaikan bahwa tantangan teknologi tidak akan pernah berhenti. Setiap teknologi itu berkembang, pasti akan ada permasalahan lain yang muncul.
“Oleh karena itu, dunia akademik dapat berperan untuk terus berinovasi menjaga berbagai bentuk kejahatan digital. Harapannya generasi muda bisa menjadi pelopor pengembangan ini, tidak hanya melindungi privasi saja, melainkan menciptakan ekosistem digital yang lebih aman,” pesannya. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)