Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) menunjukkan inovasi teknologi berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat membantu mengurangi dampak banjir rob di kawasan pesisir Tambak Lorok, Semarang. Sistem yang dinamakan ROB Early Warning System (ROB-EWS) ini mampu mendeteksi peningkatan muka air laut secara real-time dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat.

Salah satu Dosen Fakultas Kesehatan (FKes) Udinus yang turut memimpin penelitian ROB-EWS, Dr. Drs. Slamet Isworo, M.Kes., menjelaskan bahwa sistem itu memang dirancang untuk membantu masyarakat pesisir menghadapi ancaman banjir rob. Ancaman yang kerap terjadi di pesisir itu akan semakin sering terjadi akibat dari perubahan iklim dan penurunan muka tanah.

“Sistem ini menggunakan sensor ultrasonik untuk mengukur ketinggian air laut. Data yang terkumpul akan diproses oleh mikrokontroler dan dikirimkan secara real-time melalui aplikasi berbasis web. Ketika mencapai ketinggian tertentu, sirine akan berbunyi untuk memberikan peringatan langsung kepada masyarakat,” ujar Dr. Slamet Isworo.

Tambak Lorok, sengaja dipilih karena wilayahnya yang terletak 0,5 meter diatas permukaan laut sehingga rentan terkena banjir. Berlokasi di sebuah kampung nelayan pesisir utara Kota Semarang, wilayah dengan populasi sekitar 9.000 jiwa itu menghadapi risiko tinggi terhadap kerugian material dan korban jiwa akibat banjir rob.

Menurut Dr. Slamet Isworo, ROB-EWS dilengkapi dengan dua tingkat peringatan. Peringatan pertama, yang berbunyi saat air laut mendekati batas daratan, memberi waktu bagi warga untuk bersiap. Sedangkan peringatan kedua, yang berbunyi ketika air mulai masuk ke area permukiman.

“Keunggulan sistem ini adalah kemampuannya memberikan informasi secara cepat dan akurat. Dengan adanya peringatan dini, masyarakat dapat mengamankan barang-barang berharga dan mengungsi ke zona evakuasi yang telah disiapkan,” tambah Dr. Slamet.

Selain sistem peringatan berbasis sirine, ROB-EWS juga terhubung dengan aplikasi yang memungkinkan warga memantau kondisi air laut melalui ponsel pintar mereka. Aplikasi ini menampilkan data secara real-time, termasuk ketinggian air laut, kecepatan angin, dan arah angin.

Harapan untuk Masa Depan

Dr. Slamet berharap teknologi ROB-EWS dapat diadopsi lebih luas untuk mengatasi permasalahan banjir rob di daerah pesisir lainnya di Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah dan komunitas lokal dalam memperluas penerapan teknologi itu.

“Kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar sistem ini dapat berjalan optimal. Dengan teknologi seperti ROB-EWS, kita dapat meminimalkan dampak buruk dari bencana banjir rob,” tutupnya.

Penelitian itu merupakan bukti nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana alam. ROB-EWS memberikan harapan baru bagi warga Tambak Lorok untuk hidup lebih aman dan terlindungi dari ancaman banjir. 

Saat ini penelitian tentang ROB-EWS dari Udinus diterbitkan di Journal of Geography, Environment and Earth Science International. Tak hanya dosen saja, penelitian tentang ROB-EWS juga melibatkan para mahasiswa. (Humas Udinus/Alex. Foto: Humas Udinus)