Mahasiswi Program Sarjana Ilmu Komunikasi Udinus - Syahda Anindya Putri

Ikut mengambil peran dalam melestarikan batik sebagai warisan leluhur bangsa dilakukan oleh Mahasiswi Program Sarjana Ilmu Komunikasi (Ilkom) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Syahda Anindya Putri. Hal itu ia lakukan melalui bisnis ‘Batik Temawon’ yang dirintis bersama kedua orangtuanya sejak tahun 2013 silam. 

Gadis yang akrab disapa Syahda itu ikut mengelola bisnis dalam memasarkan produk seperti melakukan sesi foto untuk katalog. Sekaligus membangun relasi di kalangan remaja dan teman-teman kampus agar produknya lebih dikenal. 

“Batik Temawon ini semakin berkembang tiap tahunnya, berawal dari produk titipan orang saja hingga kini memiliki motif khas dari gambar sketsa Ibu saya,” ungkapnya. 

Tidak hanya menjual kain potong, bisnisnya juga menawarkan blouse wanita, kemeja, dress, mukena, syal, dan totebag. Banyaknya variasi produk menjadi bentuk inovasi dan upaya menarik minat masyarakat utamanya generasi muda. 

“Minat generasi muda terhadap batik menurut saya mulai meningkat. Mereka cenderung menyukai batik yang tidak mencolok seperti pada blazer, obi belt, dan rok. Selera fashion Gen Z sekarang juga mengkombinasikan batik dengan sesuatu yang casuall. Contohnya memadukan bawahan rok batik dengan atasan leather jacket,” jelas perempuan kelahiran 2004 itu.

Implementasikan Ilmu dari Perkuliahan

Mahasiswi angkatan 2022 itu mengaku banyak ilmu yang diterapkan sejak memasuki dunia perkuliahan. Misalnya pada mata kuliah (matkul) Public Speaking untuk menjalin komunikasi yang baik dengan customer.

“Matkul Layanan Kualitas Prima juga cocok karena saya diajari bagaimana untuk melayani seseorang dengan berbagai latar belakang supaya berhasil menjual produk ke pelanggan dan puas dengan pelayanan kita. Komunikasi pemasaran juga diterapkan sebagai ilmu dasar dalam pemasaran produk dan brand,” jabarnya. 

Di perkuliahan, Syahda juga aktif di organisasi kemahasiswaan yaitu di Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HM Ilkom). Berorganisasi memberikannya wadah untuk mengasah soft-skillnya dan memasarkan Batik Temawon melalui sponsorship di event yang digelari.

Ke depannya, ia memiliki target untuk mengangkat Batik Temawon sebagai tema skripsi atau tugas akhir di akhir perkuliahan untuk mengenalkan dan memperluas jangkauan pemasaran.

“Setelah lulus, saya ingin tetap membantu mengembangkan bisnis orang tua ini dengan berbagai inovasi baru. Buat teman-temanku yang sibuk kuliah, jangan lupa bahwa orang tua selalu berjuang untuk kita. Sukses bukan hanya tentang nilai tinggi, tapi juga tentang bagaimana menghargai dan membalas kasih sayang orang tua. Tetap semangat dan jangan lupa tunjukan hasil dari kuliah kalian selama ini ke mereka,” pungkasnya.

Selain mengelola bisnis, ia juga beberapa kali berkolaborasi sebagai model dengan berbagai brand. Seperti menjadi model flayer dan video iklan di Susan Salon & Spa Semarang, foto produk CanWrong Tshirt, Margaria Batik, dan Al-fath. (Humas Udinus/Ika. Foto: Dok. Pribadi)