Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Telogorejo dalam pengabdian kepada masyarakat bertema pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk pencegahan dan deteksi dini penyakit kulit. Kegiatan itu berlangsung di STIKES Telogorejo Semarang dan melibatkan dosen serta mahasiswa dari kedua institusi.
Ketua Pengabdian Masyarakat Edukasi Dan Sosialisasi Aplikasi Berbasis Mobile Untuk Deteksi Penyakit Kulit dan sekaligus dosen Udinus, Dr. Catur Supriyanto, S.Kom, M.Cs, menjelaskan bahwa pengembangan aplikasi deteksi dini penyakit kulit masih dalam tahap pengembangan dan belum dipublikasikan secara resmi. Menurutnya melalui sosialisasi tersebut, sebagai sarana untuk mendapatkan berbagai masukan dari dokter spesialis penyakit kulit untuk menyempurnakan aplikasi tersebut.
Harapan kami, masyarakat di Kota Semarang nantinya dapat memahami pentingnya deteksi dini penyakit kulit dengan bantuan teknologi,” kata Dr. Catur Selasa (18/02/2025)
Sementara itu, Cinantya Paramita, S.Kom., M.Eng., yang merupakan inisiator aplikasi berbasis AI untuk Deteksi Penyakit Kulit sekaligus dosen TI Udinus, mengungkapkan bahwa tercetusnya ide tersebut karena keterbatasan aplikasi yang selama ini beredar di masyarakat. Selain itu, aplikasi-aplikasi yang telah ada memiliki peprosesan yang lama karena dataset berbentuk image.
“Saya bersama tim, mengkaji permasalahan tersebut dengan menerapkan model YOLOv8 ke dalam UI mobile app yang dibuat menggunakan framework Flutter. Langkah itu diambil agar tenaga medis dapat lebih mudah melakukan deteksi dini terhadap penyakit kulit,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Cinantya menuturkan bahwa aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan untuk meningkatkan kualitasnya. Kedepan ia bersama tim, juga berencana mengembangkan aplikasi AI terkait deteksi penyakit lainnya. Seperti deteksi di area luar seperti kulit mata dan sebagainya.
Selain itu, Kolaborasi Udinus dan Stikes Telogorejo, diharapkan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan adanya teknologi AI, deteksi dini penyakit kulit dapat lebih cepat dilakukan sehingga bisa mencegah kondisi yang lebih serius.
“Saat ini, aplikasi yang kami buat baru dapat mendeteksi kanker kulit dan kondisi kulit normal. Pengembangan terus kami lakukan agar mampu mendeteksi lebih akurat dan mendalam. Ini adalah upaya kami dalam membangun hal yang positif di dunia kesehatan Indonesia,” tambahnya.
Rencana pembuatan aplikasi itu, merupakan hasil dari pusat kajian penelitian Intlligent Disributed Surveillance and Security (IDSS) Dinus Research Group for AI in Medical Science (DREAMS) yang dibentuk oleh Dr. Guruh Fajar Shidik S.Kom, M.Cs
Kolaborasi di Dunia Medis
Terdapat dua kegiatan utama, yaitu edukasi dan sosialisasi aplikasi deteksi penyakit kulit berbasis mobile serta kuliah umum. Kuliah umum tersebut bertajuk Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit Kulit.
Ketua STIKES Telogorejo, dr. Swanny Trikajanti Widyaatmadja, M.Kes., Ph.D, menyambut baik kolaborasi itu sebagai bentuk dari nota kesepahaman yang telah disepakati pada tahun 2024. Harapannya, kegiatan kuliah umum, dapat terus berlanjut dalam bentuk kerja sama lain seperti penelitian dan pengabdian masyarakat.
“Hari ini kami bersama Udinus dan STIKES Telogorejo Semarang, mengadakan pengabdian masyarakat berupa edukasi dan sosialisasi aplikasi berbasis mobile. Kami melibatkan mahasiswa S1 Keperawatan semester 7 sebanyak 30 orang serta dosen dari kedua institusi.,” ujarnya.(Humas Udinus/Alex. Foto: Dok. Humas Udinus)