Pers memiliki peran baru di tengah kemunculan citizen journalism yang terjadi akibat perkembangan Artificial Intelligence (AI). Topik itulah yang dipaparkan dalam Orasi Jurnalistik oleh Rektor Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Prof. Dr. Pulung Nurtantio Andono, S.T., M.Kom., pada malam Puncak Resepsi Hari Pers Nasional (HPN) 2025 HUT ke-79 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tingkat Jateng.

Pada acara yang berlangsung di Pendopo Bupati Blora, Sabtu (15/02/2025) itu, diikuti oleh puluhan wartawan dari Jawa Tengan. Dengan mengusung tema ‘Membangun Wartawan Berakhlak dan Fondasi Membangun Negeri’. Prof. Pulung memikat seluruh peserta yang hadir dengan menyampaikan filosofi Jawa dan cerita pewayangan untuk menggambarkan peran pers tersebut.

Dimulai dengan pepatah Jawa, ‘Suro Diro Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti’ dalam konteks AI. Artinya, segala keangkuhan teknologi bisa luluh apabila dihadapi dengan bijaksana dan kasih sayang. “Tentunya robot-robot cerdas AI ini perlu di rangkul, bukan malah dijadikan musuh,” tegas sosok yang kini akrab disapa Mas Rektor itu.

Mas Rektor menjelaskan, seluruh dunia sedang menyaksikan perkembangan industri pers yang berubah cukup drastis. Sementara di sisi lain, medsos, AI dan internet memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi apa saja, termasuk resep gado-gado bisa didapatkan dalam hitungan detik. 

“Dengan kekuatan itu, masyarakat umum kini bisa menjadi citizen journalis atau wartawan dadakan hanya dengan ponsel mereka. Itu memang bagus, tapi informasi yang cepat bisa saja salah. Disini pers memiliki peran tambahan untuk memastikan informasi tidak sekedar cepat, tapi juga akurat,” imbuhnya.

Meski memunculkan tantangan baru, Mas Rektor menambahkan bahwa berkat AI penulisan berita jadi lebih rutin. Contohnya pemberitaan seputar skor sepak bola dan juga harga saham karena bisa diotomatisasi. 

“Tapi otomatisasi ini tetap diperlukan operator yang paham dengan data apa yang akan mereka olah. Dengan kata lain kalau bahan makanan itu busuk, maka hasilnya pun kurang sedap. Maka perlu dipastikan data yang diberikan pada AI tepat dan mewakili semua lapisan masyarakat,” ujar Mas Rektor.

Tantangan Tengah Perkembangan AI

Tantangan lain di dunia AI muncul dari teknologi deepfake, yaitu fitur untuk membuat video, gambar, dan suara agar terdengar maupun terlihat seperti orang lain. Mas Rektor mengungkapkan, memang teknologi itu tujuannya untuk hiburan semata, membuat film atau parodi. “Teknologi ini akan menakutkan kalau sudah disalahgunakan untuk menyampaikan informasi palsu sampai penipuan. Jadi saya tegaskan lagi kalau pers di sini harus menjadi garda terdepan untuk membongkar mana yang palsu, mana yang betulan,” ajaknya kepada seluruh wartawan yang hadir.

Ditambahkan, Mas Rektor menyebutkan bahwa hoaks bias menyebar bagai nyamuk di musim hujan, gatal dan bikin emosi. Dicontohkan dalam cerita pewayangan Mahabarata yang digambarkan Resi Drona yang terkena hoaks, kabar palsu bisa membuat pimpinan kehilangan arah, dan mengubah alur sejarah. “Apalagi di era sekarang, kecepatan forward Whatsapp bisa melebihi kecepatan anak panah Arjuna. Jadi bisa diartikan insan pers memiliki tanggung jawab ‘Memayu Hayuning Bawana’, yaitu memelihara keindahan dan harmonisasi dunia,” terang Mas Rektor.

Mas Rektor berpesan bahwa pers tidak boleh membesar-besarkan berita sensasional hanya demi klik. Tapi diminta melahirkan berita bermutu demi kebaikan bersama juga.

Peran Akademisi Menjawab Tantangan AI

Dengan tantangan yang bermunculan, menurut Mas Rektor akademisi memiliki tanggung jawab yang sama dengan pers. Namun, untuk menangkal pemanfaat AI yang merugikan. Contohnya membuat alat pendeteksi deepfake, penganalisa big data, hingga memperkuat metodologi fact-checking

Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Udinus juga telah dirancang dengan kurikulum yang terus diperbaharui untuk mengatasi tantangan AI tersebut. “Mereka kami dorong untuk paham betul dengan AI, bahkan terampil menaklukkan algoritma galak di balik media sosial,” tutup Mas Rektor.

Selain awak media, orasi jurnalistik tersebut disampaikan di depan Bupati Blora Arief Rohman, Dewan Kehormatan PWI Pusat Sasongko Tedjo, Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud bersama mitra, jajaran, perwakilan PWI kabupaten/kota se-Jateng. Serta Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Jateng, Ema Rachmawati sebagai perwakilan Pj Gubernur Jateng. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)