Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) kembali menjadi tuan rumah Kontes Robot Indonesia (KRI) 2019 tingkat nasional. 121 tim dari 64 perguruan tinggi di seluruh Indonesia berpartisipasi mulai hari ini Kamis hingga Minggu (20-23/6/2019).

 

Pembukaan acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof Dr Supriyadi Rustad, M.Si dan dihadiri oleh Ketua Pelaksana seminar Symposium on Robotic System And Control (ISRSC), Dr. M Ary Heryanto, S.T, M.Eng, tim delegasi kemahasiswaan Kemenristekdikti, dan 10 juri KRI.

 

Pemukulan gong menjadi petanda bahwa kompetisi tahunan KRI 2019 tingkat nasional resmi dibuka. Acara pembukaan dibareng dengan seminar ISRSC di aula gedung E Udinus. Dua pembicara kompeten Dr Ir Indrawanto dari ITB dan Prof Dr Eng. Drs. Benyamin Kusumoputro dihadirkan untuk memberikan pengetahuan luas terhadap para peserta yang hadir.  “Ajang ini bertujuan untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas, mengangkat derajat robot guna membantu manusia, “ ujar Supriyadi Rustad dalam sambutannya.

 

ISRSC yang merupakan rangkaian dari acara Kontes Robot Indonesia (KRI) Tingkat Nasional ini berhasil mengumpulkan 50 paper yang kemudian direview oleh para pereview. Mendatangkan narasumber kompeten yaitu Prof. Dr. Eng. Drs. Benyamin Kusumoputro, M.Eng Guru Besar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia dan Dr. Ir. Indrawanto merupakan dosen dari Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), acara symposium tersebut menjelaskan bagaimana perkembangan revolusi industri 4.0 dalam bidang robotik.

 

Dr. Ir. Indrawanto menjelaskan perkembangan mesin dalam revolusi industri sangat bertahap. "Perkembangan industri di Indonesia dimulai dari revolusi industri yang terjadi pada abad ke-18. Penemuan mesin tenun mekanis pada tahun 1784 di Inggris, hingga saat ini revolusi industri 4.0. Pada revolusi industri 4.0 berbasis cyber-phsycal production system (CPPS) yang menggabungkan dunia nyata dan maya," jelas Indrawanto.

Indrawanto menjelaskan bahwa perkembangan teknologi tentu memiliki dampak positif serta dampak negatif yang dapat dirasakan oleh masyarakat. “Prinsip perkembangan teknologi seperti pisau, semakin tajam semakin baik. Semakin berkembang teknologi semakin mudah kita menguasai perkembangan industri. Oleh karena itu terdapat dampak positif dan juiga dampak negatif, seperti masalah kemanan. Semakin canggih teknologi keamanan pasti semakin meningkat, namun sebaliknya semakin teknologi berkembang kemampuan manusia untuk mengakses teknologi secara ilegal semakin meningkat,” lanjutnya.

 

Mekanik yang saat ini telah menjadi alat untuk membantu segala kegiatan manusia merupakan rangkaian program yang terdiri atas output dan input yang terus dikembangakan. Dengan adanya hal tersebut Indonesia perlu menentukan titik-titik tertentu untuk proses output dan input tersebut. Prof. Dr. Eng. Drs. Benyamin Kusumoputro, M.Eng menjelaskan tentang beberapa program mesin yang bisa dikembangakan dalam mengikuti arus revolusi industri 4.0, seperti program Minimum Input Maximum Input (MIMO). “Memiliki output yang banyak dan input yang banyak, begitulah progam MIMO seharusnya berjalan,” jelas Benyamin.

 

Selain itu, kedua narasumber juga memaparkan bagaimana peran teknologi dimasa sekarang dan masa depan. Semakin pesat peningkatan teknologi, semakin besar peluang penggunaan robot sebagai pendamping manusia dalam menyelesaikan berbagai tugas manusia. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa penggunaan robot di masa depan mampu menggantikan peran buruh dalam membantu kegiatan dan keperluan manusia. Peserta nampak antusias mengikuti seminar nasional ini, sesi tanya jawab makin menambah pengetahuan bagi para peserta. Salah seorang peserta lomba dari Universitas Gajah Mada (UGM) mengaku sudah berpartisipasi dalam  lomba untuk ketiga kalinya, dan tahun ini merasa lebih berantusias tinggi untuk bisa mengantongi kemenangan bagi tim mereka. ”Kali ini kami membawa 15 orang. Persiapan kami cukup matang sejak bulan Oktober sehingga kami merasa siap untuk berkompetisi,” ujar Harit mahasiswa UGM.

 

ISRSC sebagai seminar yang membuka rangkaian kegiatan KRI 2019 tingkat nasional, sementara itu para peserta telah melakukan registrasi di venue acara The Club Sport Center Graha Padma Semarang. “121 tim robot dari 64 perguruan tinggi di seluruh Indonesia berpartisipasi mulai hari ini Kamis hingga Minggu (20-23/6/2019),” jelas Agus Triyono, MSi Kahumas Udinus. (*Humas Udinus/via/AT. Foto: Nuvia KHN)