Sebagai upaya melestarikan budaya asli Kediri Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Kediri dukung lomba ‘Desain Motif Tenun Ikat 2022’. Dukungan itu salah satunya memberikan beasiswa penuh untuk 5 pelajar SMA atau sederajat.
Wakil Rektor IV Bidang RIset & Kerja Sama Udinus, Dr. Pulung Nurtantio Andono, S.T., M.Kom., menegaskan bahwa dukungan penuh diberikan oleh Udinus. Sebagai perguruan tinggi yang konsen pada teknologi dan budaya, lomba Desain Tenun Ikat Kediri diharapkan mampu menjadi terobosan masa kini untuk melestarikan budaya leluhur.
“Kegiatan yang membawa tema kearifan lokal ini juga sebagai upaya kami mengenalkan budaya Kota Kediri kepada generasi muda. Dengan adanya beasiswa hingga lulus diharapkan mampu mencetak generasi muda yang melek teknologi dan budaya,” harapnya.
Lomba yang dimulai sejak 7 Juli 2022 lalu diinisiasi oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri. Peserta akan mendapat hadiah uang tunai dengan total 35,5 juta rupiah. Tidak hanya itu. Udinus Kediri akan berikan beasiswa sampai lulus bagi 5 karya terbaik dari pelajar SMA/K. Beasiswa di Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual Udinus Kediri tersebut masing-masing senilai 50 juta rupiah.
Tidak hanya itu, Roadshow juga digelar dengan menghadirkan dua narasumber ahli, yakni Desainer Motif Tenun Dimas Bramasto dan Pengrajin Tenun Ikat Siti Ruqayah. Acara itu dihadiri oleh para peserta dan mahasiswa Udinus yang diselenggarakan di Kampus Utama Udinus Kediri, pada Kamis, 14 Juli 2022.
Walikota Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, menyampaikan bahwa roadshow merupakan bagian dari ajang yang mengusung kearifan lokal. Ajang tersebut menjadi wadah bagi generasi muda untuk menciptakan motif tenun baru khas Kediri. Dengan didukung penuh oleh Pemerintah Kota Kediri dan Udinus Kediri.
“Hasil desain dari pemenang nanti akan diklaim sebagai motif khas Kota Kediri, namun tidak meminggirkan motif yang sudah ada melainkan menambah atau memperkaya motif tenun yang akan menjadi inspirasi para pengrajin,” tegasnya.
Dalam roadshow yang yang diikuti oleh kurang lebih 50 peserta diikuti dengan antusias. Terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada dua pembicara. Kegiatan yang berlangsung secara daring sudah menerapkan protokol kesehatan ketat, seperti mengenakan masker dan mencuci tangan dengan hand sanitizer.
Motif pada tenun ikat tidak seperti kain batik yang dimana motifnya dituangkan dalam kain putih polos menggunakan canting, cap atau print hal itu senada dengan pemaparan Dimas Bramasto. Menurut salah satu narasumber dari roadshow tersebut dalam membuat motif tenun, desain harus digambar pada benang yang dibentang dalam sebuah alat yang biasa disebut ‘papan’.
“Dari sanalah benang akan diikat untuk kemudian dicelup di beberapa warna yang dibutuhkan sesuai desainnya. Kain dicelupkan kedalam pilihan warna sehingga motif yang diinginkan bisa muncul,” jelasnya. (Humas Udinus/Haris. Foto : Dok. Udinus Kediri)