Film Animasi ‘Si Warik The Movie : Ladang terakhir’ lolos kurasi dan diputar di The Student World Impact Film Festival (SWIFF) 2023. Film karya mahasiswa dan dosen Program Studi D-4 Animasi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang mengangkat tema kearifan lokal Warak Semarang.
SWIFF sendiri merupakan salah satu festival film terbesar di dunia yang menghadirkan film-film karya mahasiswa. Festival film ini akan gelar pada 18 sampai 25 Juni 2023. Film-film yang lolos kurasi akan diputar secara online. SWIFF telah membantu lebih dari 10 ribu pembuat film dari 120 negara setiap tahunnya. SWIFF menawarkan kesempatan kepada pembuat film untuk meningkatkan karier mereka dan mendapatkan eksposur di dunia hiburan.
Ketua Program Studi D-4 Animasi Udinus, Dr. Khafiizh Hastuti, M.Kom mengaku bangga atas capaian itu. Menurut Khafiizh, ada 13.000 film dari 120 negara yang masuk dalam festival tersebut, Si Warik menjadi salah satu di antaranya. Animasi Si Warik ini nantinya akan diputar di SWIFF 2023. Pada Februari lalu, animasi ‘Si Warik The Movie’ juga telah diputar di bioskop Semarang dan Jakarta, serta disaksikan langsung oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim
“Turut bangga film pendek karya anak bangsa khususnya Program Studi D-4 Animasi Udinus lolos kurasi di ajang bergengsi,” kata Khafiizh.
Khafiizh menerangkan bahwa film animasi ini melibatkan 21 mahasiswa Prodi D-4 Animasi Udinus, enam alumni, dan dosen prodi Animasi sebagai supervisor. Para mahasiswa dilibatkan dalam keseluruhan proses produksi yang meliputi pre-production and 2D animation, production and 3D animation, dan post production. Selain mahasiswa, produksi film animasi ini juga melibatkan tiga orang dari Manimonki Studio sebagai mitra industri.
“Peran Manimonki Studio untuk melakukan transfer pengetahuan, baik secara teknik maupun pada manajemen produksi yang berstandar industri dan quality control untuk menentukan kelayakan film secara visual,” terangnya.
Film animasi pendek 3D berdurasi 20 menit ini menceritakan tentang kisah petualangan dua sahabat, Warik dan Dian, yang berusaha menyelamatkan ladang terakhir dari gangguan makhluk asap hitam. Film ini diadaptasi dari ikon budaya Semarang, yaitu Warak Ngendog dan menghadirkan kekayaan budaya lokal khas Semarangan.
Produser ‘Si Warik’ Nita Virena Nathania yang juga dosen di Prodi D-4 Animasi Udinus mengatakan tujuan dibuatnya film animasi tersebut adalah untuk menjadi tontonan anak-anak. Selain itu, tujuan khususnya yakni untuk menambah pengetahuan dan membawa pesan pendidikan kepada anak-anak di Indonesia.
Esensi pembuatan film ini terkandung dalam slogannya yang berbunyi ‘Petualangan Warak Cilik Membawa Pesan pendidikan’. Dalam film ‘Si Warik’ ini Nita mengungkapkan adanya pesan kepada generasi muda untuk menjaga alam.
“Pada mini movie ini, kami mengajak generasi muda untuk menjaga alam. Kami harapkan film ini dapat mengedukasi para anak-anak dan menambah pengetahuan dalam hal sains dan sebagainya,” terang Nita. (Humas Udinus/Alex. Foto: Humas Udinus)