Drone merupakan pesawat mini dengan berbagai macam kegunaan, kali ini Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) memanfaatkannya untuk pengembangan lahan pertanian. Penerbangan drone juga tidak bisa sembarangan, oleh karena itu Udinus berhasil mendapatkan Sertifikat Remote Pilot in Command (RPIC) dari Kementrian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Sertifikat itu merupakan syarat untuk agar seorang pilot drone diizinkan menerbangkan Pesawat Udara Kecil Tanpa Awak (SPUKTA) di lalu lintas udara Indonesia. Hal itu sudah sesuai dengan peraturan dari Menteri Perhubungan (CASR 107).
Ketiga mahasiswa mendapatkan perizinan setelah berhasil lolos ujian 12 modul terkait pengoperasian pesawat udara tanpa awak. Mereka antara lain mahasiswa Program Magister Teknik Informatika Udinus Hasan Aminda Syafrudin, mahasiswa Prodi S-1 Teknik Informatika Udinus Bima Rakajati, dan mahasiswa Prodi S-1 Sistem Informasi Udinus Muhammad Bintang Tsaquf.
Muhammad Bintang Tsaquf menjelaskan ujian 12 modul diawasi langsung oleh pihak penyelenggara pelatihan yang telah diakui oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Modul yang harus dikerjakan pun meliputi teori hingga praktik. Seperti Regulasi Sistem Pesawat Udara Kecil Tanpa Awak, Aeronautical Decision Making, dan juga Teori Cuaca dan Meteorologi.
“Kami juga melakukan Computer Based Test (CBT) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melalui website SIDOPI-GO. Melalui sertifikat ini pilot akan dianggap memahami seluruh regulasi yang ada tentang SPUKTA (CASR 107),” ujar mahasiswa angkatan 2020 itu.
Hasan, sapaan akrab salah satu Staff Center of Excellence Udinus juga menambahkan saat ini Udinus fokus untuk pemanfaatan drone agras untuk lahan pertanian. Melalui sertifikat ini Udinus akan lebih memahami penggunaan drone untuk penyiraman dan pemantauan lain. Saat ini pemanfaat itu sudah diperkenalkan kepada para Kelompok petani di 7 Kabupaten di Jawa Tengah
“Tentu dengan sertifikat ini akan sangat membantu penelitian COE Udinus dengan judul ‘Penyelarasan Pengelolaan Rantai Pasok dan Pengguna pada Komoditas Bawang Merah dengan Penerapan Kecerdasan Artifisial berbasis Internet of Things dan Blockchain’. Penelitian itu juga merupakan program kedaireka matching fund 2022,” terangnya. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)