Berada di semester 7 dan sudah mengambil Tugas Akhir (TA), tidak membuat Cantika Nurcahyani Kiai Demak mengurungkan tekad nya untuk mengikuti lomba. Sebaliknya, ini justru mendorong mahasiswi program studi (prodi) Teknik Biomedis Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) itu untuk mengukir prestasi sebelum resmi lulus.
Itulah alasan perempuan yang akrab disapa ‘Cantika’ mengikuti kompetisi ‘International Health Sciences in Technology Seminar & Competition 2023’ yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro (Undip), baru-baru ini.
Pada saat mengikuti ajang tersebut, Cantika menyebutkan terdapat tahap-tahap yang harus dilewati. Hal ini dimulai dari pemberkasan, selection administrative and subtance atau bisa disebut juga sebagai semi-final. Kemudian, tahap terakhir adalah final round yang digelar pada Sabtu, 4 November 2023 lalu.
Ide yang diusung Cantika dan tim pada ajang ini adalah alat pengukur gula darah menggunakan spektrosonometri. Alat tersebut bernama ‘Gluscosonometry’ yang merupakan pengembangan dari alat glucometer. “Jadi saat mengecek gula darah, tidak perlu ambil darah lagi. Cukup letakkan jari di alat saja. Alat ini akan melakukan pemantauan gula darah seseorang tanpa rasa sakit, lalu hasilnya akan keluar melalui aplikasi sonometri yang terinstal di ponsel penggunanya,” jelasnya.
Mahasiswi angkatan 2020 itu menambahkan bahwa Glusconometry tidak hanya untuk pasien diabetes. Namun, orang-orang non diabetes pun dapat melakukan tindakan preventif dengan melihat kadar gula di dalam tubuh.
“Alat tersebut kalau dilakukan pengembangan yang lebih intens, aplikasi sonometri dapat berfungsi penuh seperti aplikasi peduli lindungi. Spektrosonometri yang ada di alat ini, merupakan penelitian pertama yang pernah dilakukan,” jabarnya.
Sebagai mahasiswa Teknik Biomedis, perempuan yang hobi membaca itu mengaku senang dengan belajar di program studi ini. Mencakup ilmu sains dan matematika, membuatnya merasa lebih asyik ketika mempelajarinya. “Selain itu, kesehatan dan teknologi itu sesuatu yang akan terus berkembang seiring bertambahnya tahun,” akunya.
Selama tahun berkuliah di Udinus, Cantika merasa Udinus memiliki suasana lingkungan yang menyenangkan. Menurutnya, pada dosen selalu memberikan feedback yang baik, kritik yang membangun, dan mendukung mahasiswanya untuk berprestasi. “Ke depannya, saya berharap semakin banyak mahasiswa prodi Teknik Biomedis Udinus yang berprestasi,” tuturnya.
Cantika berpesan kepada mahasiswa Udinus untuk tidak takut mencoba dan lebih fokus kepada diri sendiri. Hal terpenting adalah memiliki kemauan untuk menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya dan menggapai tekad yang sudah dimantapkan.
“Kalau kita takut mencoba, kita tidak akan pernah tau kemungkinan yang bisa kita dapat. Selain itu, setiap orang punya timeline nya sendiri-sendiri, jadi tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” tutupnya. (Humas Udinus/Ika. Foto: Dok. Pribadi)