‘Tuntaskan apa yang telah kamu mulai’. Itulah motivasi yang membuat mahasiswa bernama lengkap Rangga Dwi Saputra menekuni bidang pemrograman hingga nanti sampai pada tujuan akhirnya, yaitu menjadi expert mobile developer. Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Program Sarjana Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) itu menyadari perkembangan teknologi yang semakin cepat di era sekarang ini. Apabila tidak mengikuti perkembangan, akan sulit juga untuk berkembang.

Dengan target akhir yang sudah ia tetapkan, mahasiswa yang akrab disapa ‘Rangga’ itu mengikuti berbagai kegiatan untuk menunjang keterampilannya. Salah satunya pada program MSIB Batch 6, Rangga berhasil lolos dan menjalani program magang di PT Telkomsat. Tepatnya di divisi IT Mobile Developer.

“Selama magang saya mengerjakan 3 project besar. 2 aplikasi yang digunakan dalam internal perusahaan yakni TsatGo untuk presensi karyawan dan IOT 3WINS untuk memonitoring perangkat IOT yang tersebar di luar lokasi perusahaan. Selain itu, ada 1 aplikasi Digital Touch Point customer: MyTelkomsat, untuk kebutuhan eksternal perusahaan, penjualan layanan satelit ke customer,” jabarnya.

Selama pengerjaan proyek tersebut, Rangga mengaku kemampuan teknis sangat diperlukan dan diasah. Sebelumnya, dalam mengikuti program MSIB, ada beberapa persiapan yang harus ia lakukan. Baik softskill, maupun hardskill. Keduanya sangat penting dan saling berkaitan.

“Di dunia kerja sekarang tidak hanya mencari kandidat yang hard skill bagus, tetapi juga soft skill yang bagus. Baik dari attitude, public speaking, maupun komunikasi. Persiapan lainnya yakni menyiapkan CV yang terupdate,” jelasnya.

Selama belajar pemrograman, mahasiswa angkatan 2021 itu menyebutkan hal terpenting adalah memahami konsep dasar dengan baik. Misalnya logika, pemrograman, struktur data, dan algoritma. Keterampilan yang harus dimiliki meliputi kemampuan berpikir analitis untuk memecahkan masalah secara sistematis, pemahaman mendalam tentang bahasa pemrograman yang digunakan, dan keterampilan debugging untuk menemukan sekaligus memperbaiki kesalahan dalam kode.

“Selain itu, penting juga untuk memiliki keterampilan belajar mandiri karena teknologi terus berkembang. Seorang programmer harus terus belajar dan beradaptasi dengan alat dan teknik. Kemampuan berkolaborasi juga penting karena banyak proyek pemrograman dilakukan dengan tim,” ungkapnya.

Aktif di Organisasi untuk Menunjang Keterampilan

Keinginannya untuk mengembangkan diri secara holistik dan memperluas jaringan itulah yang membuatnya tergerak mengikuti organisasi tersebut. Menurutnya, bergabung dengan dengan organisasi-organisasi tersebut memungkinkan saya untuk belajar dari berbagai perspektif, mengasah keterampilan dan kepemimpinan.

“Melalui Doscom, saya memahami dunia teknologi dan pemrograman. Di HIPMI saya belajar tentang kewirausahaan dan bisnis. Kemudian di GDSC, saya memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengembangan solusi berbasis google.”

Selama mengikuti berbagai kegiatan tersebut, Rangga juga menuturkan bahwa peranan Udinus sangat baik dalam memberikan dukungan. Baik dalam akademik, maupun non akademik.

“Saya sangat berterima kasih karena dukungan universitas. Saya mendapatkan achievement sampai menjadi penerima beasiswa djarum juga karena dukungan dari universitas dalam menggapai hal tersebut,” aku penerima beasiswa Djarum batch 79 sekaligus ambassador ai4impact itu.

Ke depannya mahasiswa yang lahir pada tahun 2002 itu berharap dapat mengembangkan skill teknis lagi dan menerapkan ilmunya secara lebih profesional lagi. Rangga juga menyampaikan pesan kepada teman-teman mahasiswa itu untuk tidak takut mencoba dan memenuhi tanggung jawab dengan baik.

“Apapun yang ada di depan kita harus dihadapi. Meskipun banyak lika-liku yang harus kita lewati untuk mencapai kesuksesan. Lakukan dan terima apa yang menjadi tanggung jawabmu. Siapa tau hal tersebut menjadi rezeki kita dan mendapat kesuksesan dari itu,” tutupnya. (Humas Udinus/Ika. Foto: Humas Udinus)