Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) resmi kembali menjadi Perguruan Tinggi Pelaksana (PTP) dalam program Wirausaha Merdeka Kampus (WMK) 2024. Tahun ini, Udinus menerima 316 peserta dari 20 perguruan tinggi di Semarang dan sekitarnya, mereka telah mengikuti soft launching yang dilaksanakan pada Senin (23/09/2024).

Kegiatan yang berlangsung di gedung E lantai 3 Udinus itu merupakan langkah awal yang wajib diikuti oleh seluruh peserta. Dibuka dengan laporan dari Ketua Pelaksana WMK Udinus, Dr. Rindra Yusianto, S.Kom., M.T.

Udinus sebagai PTP didukung oleh 32 Dosen Pendamping Lapangan (DPL) yang akan memandu para peserta dalam mencetus ide bisnis mereka. Ia menyampaikan target yang ingin dicapai adalah 63 usaha baru yang berkelanjutan.

“Tahun ini jumlah usaha kami tekankan lagi agar bisa fokus menjadi usaha keberlanjutan. Untuk itu kami juga akan memfasilitasi peserta dengan legalitas usaha seperti pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB),” ujarnya.

Dr. Rindra juga membeberkan bahwa setiap tahunnya selalu ada peningkatan mina peserta. Antusias itu terlihat dari kuta awal sebanyak 300 orang yang sudah terisi penuh, bahkan melebihi kuota.

“Antusiasme mahasiswa sangat luar biasa. Kami sebenarnya membatasi jumlah peserta menjadi 300, namun karena tingginya minat, jumlah peserta menjadi 316,” imbuh Rindra.

Soft launching dilanjutkan dengan materi dari tim pelaksana yang menjelaskan teknis dan pembagian kelompok serta fasilitator. Serta kuliah umum dari Wakil Rektor IV Bidang Kemahasiswaan Udinus Prof. Dr. Pulung Nurtantio Andono, S.T., M.Kom., serta  Alumni Ilmu Komunikasi Udinus sekaligus pemilik usaha invitato, Dinda Saraswati Dipoyono.

Berani dan Kreatif jadi Kunci Utama

Pada pemaparannya, Prof. Pulung membagikan ilmu kewirausahaan dari segi akademik, terkait hal-hal utama yang harus diperhatikan mahasiswa dalam mengembangkan usaha. Ia menekankan kunci utama untuk memulai usaha adalah keberanian dalam mencari investor.

“Hal utama yang dilihat oleh investor adalah kegigihan dalam mempertahankan dan mengembangkan usaha. Sesuai dengan program WMK juga, peserta diberi kesempatan untuk bertemu dengan mitra, stakeholder, dan investor yang relevan,” terangnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pentingnya kreativitas dalam bisnis, terutama di era digital yang semakin kompetitif saat ini. Salah satu cara efektif dengan memanfaatkan media sosial sebagai platform promosi yang kuat serta menciptakan storytelling yang menarik.

“Contohnya ketika kita mengembangkan bisnis kuliner, seperti gado-gado, maka kalian harus menerapkan inovasi lain seperti menggunakan kacang bebas pestisida. Kreativitas itu akan muncul dalam situasi mendesak, dengan keluar dari zona nyaman, dan menciptakan kondisi yang menantang untuk menjawab semua masalah,” ajaknya.

Selanjutnya, materi disampaikan oleh Dinda Saraswati Dipoyono selaku CEO invitato.id, sebuah website undangan pernikahan berbasis digital. Ia mengaku ide usaha itu muncul karena adanya batasan kontak fisik akibat covid-19 yang justru menjadi sebuah ide kreatif.

“Mahasiswa harus berani mengambil peluang meskipun itu muncul karena ketidaksengajaan. Menurut saya kegiatan WMK ini sangat cocok bagi mahasiswa agar mampu menghadapi dunia wirausaha dengan persiapan yang lebih matang,” imbuh Dinda. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)