SEMARANG, suaramerdeka.com Pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) 29 Agustus 2013 mendatang E-Gamelan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang akan diundang untuk tampil dihadapan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). E-Gamelan Udinus akan membawakan sejumlah langgam daerah dan lagu-lagu ciptaan SBY.
Rektor Udinus Semarang Dr Edi Noersasongko mengatakan, pihaknya diundang secara resmi untuk menampilkan hasil karya E-Gamelan pada kegiatan Harteknas. “Plt Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek Kemenristek, Hari Purwanto menyampaikan langsung undangan tersebut kepada kami. Mereka berharap kami bisa menyiapkan langgam daerah dan lagu-lagu ciptaan bapak presiden,” ungkapnya.
Selama ini gamelan elektronik Udinus dapat memainkan gamelan dari Kraton Pakualaman Yogyakarta dan Kraton Surakarta Hadiningrat. Prosesnya, gamelan tersebut direkam kemudian diubah dalam bentuk digital atau elektronik. Adapun, gamelan tersebut dapat dimainkan lewat media elektronik, seperti laptop, Ipad, ataupun telepon selular.
”Dengan demikian, gamelan keraton tersebut dapat ditabuh, didengar serta dipelajari oleh siapa pun dan dimanapun berada,” tuturnya.
E-Gamelan Udinus, lanjut dia, merupakan pemenang lomba Muhibah Seni Ditjen Dikti tahun 2010, serta pernah dimainkan di Chung Yuan Christian University Taiwan. Kemudian, Universitas Kebangsaan Malaysia, dan Pekan Indonesia di Orchard Road Singapore.
Selain itu, gamelan elektronik Udinus ini telah dibuat dalam empat versi, yaitu Ipad, Android, Blackberry dan Windows. Maka itu, kini E-Gamelan Udinus telah mengantongi 160 hak cipta dari Kementrian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) RI.
Edi menyampaikan, bagi Udinus gamelan elektronik keraton mini ini dapat digunakan sebagai bahan praktikum, penelitian, ataupun pengabdian bagi mahasiswa dan dosen. Di samping sebagai sarana menuju IT-preneurship bagi mereka juga.
”Jadi, suatu kehormatan dan kebanggaan bagi Udinus bisa dipercaya untuk tampil di depan Presiden SBY. Semoga ini langkah awal bagi kampus ini untuk bermain di tingkat yang lebih tinggi seperti UNESCO,” tandasnya.
